Menko Darmin Gelar Rapat Koordinasi Vokasi, Ini Hasilnya

Terkait bidang vokasi masih akan menunggu peta jalan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2019, 19:12 WIB
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek untuk membahas implementasi roadmap vokasi.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, dalam rapat tersebut masing-masing kementerian diminta untuk memperkuat program vokasi di lingkungannya. Nantinya, bakal ada beberapa bidang yang menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

"Tadi dipetakan kekuatan dari masing-masing kementerian lembaga dalam pendidikan dan pelatihan vokasi tuh, berapa besar dan ini dikonsolidasikan semua sektor prioritasnya mana? profesi unggulan mana saja? dari sisi kewilayahan seperti apa?," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

"Sehingga apa yang menjadi arahan bapak presiden untuk pendidikan tahun ini sebagai titik awal dari percepatan pembangunan SDM ini bisa dilakukan secara terkonsolidasi dan terintegrasi," tambah dia.

Dia mengatakan, terkait bidang masih akan menunggu peta jalan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam rapat tersebut, hanya melihat serta menyesuaikan sektor-sektor mana saja yang cocok untuk diterapkan pada program ini.

"Kita diminta masukan jadi untuk menyempurnakan roadmap itu. Nanti kalau roadmap jadi fokus itu bisa dilakukan termasuk ambil contoh kejuruan kalau dibalai pelatihan kerja, atau program studi kalau di pendidikan tinggi kan. Mana sih yang masih akan terus dilaksanakan mana yang harus likuidasi, mana yang harus di-adjust misalnya. Jangan sampai misalnya kita didik orang setelah keluar itu tidak dipakai di dunia kerja karena sudah tidak relevan program studinya atau kejuruannya," sebut dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 


Kesehatan

Menteri Kesehatan Nila Moeloek (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menambahkan, pihaknya diminta untuk fokus terhadap beberapa program studi di sektor kesehatan. Ini dilakukan agar beberapa program yang tidak berjalan masksimal atau minim peminat dapat dibenahi kembali.

"Kita kan juga punya vokasi. Kita mencoba meluruskan yang SMK. Asisten tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan. Nah tenaga kesehatan ini banyak, kita punya berapa Politeknik Kesehatan. Macemnya itu mulai dari bidang kesehatan masyarakat, kita sudah mulai merapikan, melihat jumlahnya banyak tentu kita akan coba mana yang kurang kita tingkatkan. Misalnya ahli temu wicara, kan orang bisu kan itu kan minatnya sedikit itu kita coba. Padahal itu diperlukan," jelasnya.

"Kemudian misalnya ahli membuat protesa, kaki palsu dan sebagainya, itu minatnya kan tidak begitu, itu kita coba tingkatkan. Jadi dihitung bener outputnya udah mencukupi atau masih kurang. kalau dari kesehatan itu kita balance," tambahnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya