Sentimen Brexit Halangi Penguatan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.110 per dolar AS hingga 14.156 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Jan 2019, 11:15 WIB
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Sentimen dari luar negeri menekan gerak rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (16/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.130 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.090 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.110 per dolar AS hingga 14.156 per dolar AS. jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,79 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.154 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.084 per dolar AS.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah cenderung tertahan di tengah sentimen dari eksternal mengenai penolakan parlemen Inggris terhadap kesepakatan Brexit pada Selasa waktu setempat.

"Situasi itu memicu pelaku pasar berhati-hati dalam menentukan arah investasinya di pasar negara berkembang, seperti Indonesia," katanya dikutip dari Antara.

Ia mengharapkan dengan fundamental ekonomi nasional yang kondusif dapat mengeliminasi kekhawatiran pasar terhadap Indonesia.

"Fundamental perekonomian dalam negeri cukup kondusif, itu dapat memberikan kepercayaan pasar sehingga peluang rupiah menguat cukup terbuka," katanya.

Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova menambahkan apresiasi dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah relatif terbatas dikarenakan faktor penutupan pemerintah.

"Penutupan pemerintah di AS masih berlangsung, itu akan menghambat perekonomian yang dapat memicu aset denominasi dolar AS menjadi kurang menarik," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pengusaha Ingin Gerak Rupiah Stabil

Rupiah pada saat istirahat siang ini tercatat melemah sebesar 162 poin atau turun tajam 1,24 persen ke kisaran Rp 13.246 per dolar AS, Jakarta, Rabu (9/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergejolak lantaran penguatan dan pelemahan terjadi dalam waktu singkat pada awal 2019.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan terlalu tajam pada 2019. Ini sebab naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut dinilai akan merepotkan para pengusaha yang juga merupakan nasabah BCA.

Direktur BCA, Henry Koenaifi mengatakan, selama nilai tukar rupiah tidak mengalami penguatan dan pelemahan yang 'gila-gilaan', pengusaha masih akan aman dan nyaman dalam menjalankan usahanya. 

"Pengusaha itu yang paling penting naik dan turunnya rupiah tidak gila-gilaan. Yang paling penting itu, misalnya dari Rp14.100 lalu turun ke Rp 12.100, terus nanti ada goncangan naik lagi ke Rp 14.000 lagi. Ini melambung banget," kata Henry saat ditemui di Menara BCA Jakarta, seperti ditulis Kamis 10 Januari 2019.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis 10 Januari 2019. Pagi ini, rupiah dibuka di level 14.048 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di 14.125 per USD.

Mengutip data Bloomberg, rupiah kemudian bergerak melemah usai pembukaan. Tercatat, rupiah sempat menyentuh level 14.099, tapi kembali menguat dan saat ini nilai tukar berada di 14.077 per USD.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya