Pengamat: Tema Debat soal HAM Jadi Momok Prabowo

Mantan Komisioner Komnas HAM, Ridha Saleh menambahkan, isu HAM tak bisa dihindari dari debat nantinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jan 2019, 18:02 WIB
Diskusi Publik Indonesia Political Review (IPR) gelar diskusi yang bertemakan 'Debat Perdana, Siapa Paling Unggul? di Jakarta. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat perdana capres cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Debat itu mengangkat tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Menurut Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, tema debat ini akan menjadi momok menakutkan bagi pasangan nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga. Sebab pada 2009 dan 2014 Prabowo kalah karena isu ini.

"Karena peradilan pelanggaran HAM tidak pernah terwujud, maka isu ini akan selalu menjadi beban bagi Prabowo," ujar dia dalam diskusi 'Debat Perdana, Siapa Paling Unggul?' di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).

Sementara itu mantan Komisioner Komnas HAM, Ridha Saleh menambahkan, isu HAM tak bisa dihindari dari debat nantinya. Di mana, ia melihat salah satu calon memiliki sejarah dalam kasus HAM.

"Pelanggaran HAM ini memang tidak ingin dipolitisir, justru ingin adanya penegakan hukum yang konkret di Indonesia untuk mencegah terulangnya pelanggaran HAM," ujar Ridha.

Menurut dia, pemerintah kini telah berupaya menegakkan keadilan bagi para korban HAM. Bahkan, ia melihat pemerintahan kini membuat kebijakan bagi para petani dan nelayan.

"Pemerintah pusat sudah melakukan tindakan struktural untuk berlangsungnya peradilan pelanggaran HAM dengan melakukan kebijakan-kebijakan sosial kemasyarakatan untuk memberikan kompensasi kepada korban, bahkan berskala luas seperti reformasi agraria," ujarnya.

"Pemerintah pusat juga membuat kebijakan untuk memberikan perlindungan HAM kepada petani dan nelayan yang memperjuangkan agar haknya terpenuhi," pungkas Ridha.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya