Liputan6.com, Tokyo - Musim bunga sakura di Jepang diperkirakan akan tiba lebih awal dari biasanya pada tahun ini. Kabar tersebut disampaikan oleh Japan Meteorological Corporation (JMC) pada Kamis lalu, 10 Januari 2019.
Penyedia data cuaca itu merilis prediksi kapan pohon ikonik Jepang ini akan mulai mekar dan berkembang penuh.
Bunga sakura kemungkinan mulai berbunga pada 22 Maret di Tokyo, empat hari lebih awal dari biasanya, dan mencapai mekar penuh pada seminggu setelahnya.
Baca Juga
Advertisement
Tahun lalu, bunga sakura mulai berbunga di ibu kota Jepang pada 17 Maret 2018, sembilan hari sebelum tanggal mekar rata-rata.
Lalu pada tahun 2019, wilayah yang bisa menikmati keindahan bunga sakura lebih awal antara lain Nagoya (22 Maret), Fukuoka dan Kochi (masing-masing 18 dan 20 Maret).
Sedangkan bunga sakura di Kyoto diperkirakan akan mekar pada 25 Maret, tiga hari lebih awal dari rata-rata.
Di daerah yang lebih dingin, di bagian utara Jepang, bunga dengan kelopak merah muda ini diprediksi mekar seperti waktu biasanya. Penduduk di Aomori mungkin dapat melihatnya pada 24 April, dan warga di Sapporo bisa menyaksikan bunga pertama mekar pada 4 Mei.
Menurut perkiraan JMC, penanggalan dari berbunganya pohon sakura dan mekar penuhnya kembang ini tergantung pada pola suhu dari musim gugur pada tahun sebelumnya.
"Kami menetapkan tanggal berbunga dan mekar penuh, untuk setiap area, berdasarkan pada suhu rendah selama musim gugur dan musim dingin, status pertumbuhan pohon sakura, suhu kumulatif, dan data masa lalu untuk setiap area," ujar JMC melalui keterangan tertulis, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (17/1/2019)..
JMC menambahkan, sekitar 1.000 lokasi di Jepang bisa melihat bunga sakura bermekaran, mulai dari pulau paling utara, yaitu Hokkaido, hingga pulau paling selatan, yakni Kagoshima.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tertipu Topan, Bunga Sakura Mekar Prematur di Musim Gugur
Kehadiran bunga sakura di negara asalnya, Jepang, bak sebuah isyarat: datangnya musim semi dan waktu bagi para pekerja kantoran untuk rehat sejenak.
Biasanya, mereka menikmati hidangan bersama keluarga, menyingkirkan semua beban, dan merenungkan kehidupan yang sifatnya sementara di bawah naungan rimbunnya bunga berwarna merah muda.
Namun, pada Oktober 2018, bunga sakura pernah merekah di Jepang. Di musim gugur. Waktu ini lebih awal dari rata-rata waktu mekar pada umumnya.
Penduduk Jepang, dari sejumlah titik di Negeri Matahari Terbit, melaporkan bahwa bunga sakura mekar lebih dini, beberapa bulan lebih cepat dari yang seharusnya.
Situs web Weathernews mengaku telah menerima lebih dari 350 laporan tentang bunga sakura yang mekar prematur, dimulai di Pulau Kyushu hingga di seluruh utara Hokkaido.
Para ahli menjelaskan, prematurnya bunga sakura kemungkinan disebabkan oleh cuaca ekstrem yang menyelimuti Jepang dalam beberapa minggu terakhir pada bulan Oktober, termasuk dua topan yang berembus amat kuat.
Hiroyuki Wada, seorang ahli pohon dari Flower Association of Japan mengatakan, badai telah melucuti dedaunan dari pohon sakura. Sedangkan, salah satu tujuan dari pohon menggugurkan daunnya adalah melepaskan hormon yang mencegah tunas berbunga lebih dini.
Wada menyampaikan kepada media lokal, NHK, bahwa cuaca yang begitu hangat --seiring dengan datangnya topan-- mungkin telah "menipu" pohon-pohon sakura agar berbunga.
"Ini pernah terjadi di masa lalu, tetapi saya tidak ingat apakah skalanya sama atau berbeda," ucap Wada, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis, 17 Oktober 2018.
Wada pun menambahkan, pohon yang sudah berbunga tidak akan mekar untuk kedua kalinya, meski seharusnya seluruh pohon sakura di Jepang berbunga pada Maret dan April tahun depan.
"Tunas yang sekarang sudah terbuka, maka tidak akan berbunga di musim semi mendatang," kata Wada.
Advertisement