Tekan Angka Kecelakaan, Generasi Milenial Harus Berlalu Lintas dengan Benar

Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi. Mirisnya, yang menjadi korban kebanyakan masih dalam usia produktif.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 16 Jan 2019, 19:35 WIB
Warga mengoperasikan telepon seluler sambil mengendarai sepeda motor di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (8/3). Pengemudi yang membaca pesan teks pada telepon genggam akan memiliki risiko kecelakaan 23 kali lebih tinggi. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi. Mirisnya, yang menjadi korban kebanyakan masih dalam usia produktif.

Menurut data yang ada kurang lebih 30.000 jiwa meninggal dunia 60 persen adalah dari generasi milenial. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama-sama.

"Generasi milenial bisa dikatakan generasi hidup di balik layar gadget. Itu semua berdampak pada perilaku berlalu lintas. Masalah-masalah lalu lintas sebagian besar disebabkan adanya pelanggaran," terangnya dalam keterangan resmi yang Liputan6.com terima, Rabu (16/1/2019).

Menurutnya, perilaku melanggar ini tatkala menjadi kebiasaan maka melanggar dianggap hal biasa. Sikap permisive terhadap pelanggaran inilah yang membuat orang makin masa bodoh terhadap masalah lalu lintas.

Dan jika hal ini terus dibiarkan, korban akan terus berjatuhan.

Lebih lanjut ia menyatakan, untuk membangun kesadaran bagi generasi milenial agar peduli road safety dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya:

Tahap tahu

Diperlukan adanya sosialisasi edukasi contoh atau berbagai produk tentang road safety yang digelorakan secara masif di semua lini. Baik secara langsung maupun melalui media.

Peran media ini penting dan mendasar untuk dapat menjadi opini publik atau viral yang dapat:

menginspirasi, menunjukkan yang baik dan benar, memotivasi, memberdayakan, memberi ruang untuk berekspesi, serta menghibur

 


Selanjutnya

Tahap memahami

Artinya, pada tataran mengetahui perlu dikemas dan dikembangkan melalui edukasi, training bahkan coaching. Yang nantinya akan menghasilkan master trainer atau setidaknya para trainer atau setidaknya pernah ikut pelatihan

Tahap memanfaatkan

Pada tahap ini bisa memanfaatkan apa yang telah dilakukan pada tahap tahu dan memahami. Dipraktekkan dalam berlalu lintas yang berani dan mampu menjadi pelopor tertib berlalu lintas.

Tahap mengembangkan

Tahap ini mengembangkan wujud kepekaan kepedulian dengan bela rasa akan road safety dan siap menginspirasi, menunjukkan yang baik dan benar, memotivasi, memberdayakan, memberi ruang berekspresi dan mampu menghibur.

Kepekaan dan kepedulian generasi milenial akan road safety merupakan gerakan moral untuk mendukung proses membangun budaya tertib berlalu lintas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya