Liputan6.com, Manbij - Tentara Amerika Serikat (AS) dilaporkan tewas dalam aksi bom bunuh diri oleh ISIS di Suriah utara pada Rabu 16 Januari.
ISIS mengklaim bahwa salah seorang anggotanya meledakkan rompi berisi bom di dekat patroli AS di Kota Manbij yang dikuasai kelompok Kurdi.
Dua tentara, seorang pegawai sipil di kementerian pertahanan dan seorang kontraktor tewas, kata Komando Pusat AS. Tiga tentara lainnya dilaporkan terluka, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis (17/1/2019).
Militer AS berada di Manbij untuk mendukung pasukan Kurdi dan Arab, yang tengah berupaya menumpas tuntas sisa-sisa kekuatan ISIS di Suriah.
Baca Juga
Advertisement
Serangan hari Rabu terjadi di sebuah restoran yang berlokasi tidak jauh dari pasar utama Manbij. Pasukan AS berada di sana untuk bertemu anggota Dewan Militer Manbij, lapor seorang saksi mata.
Rekaman CCTV dari toko terdekat menunjukkan, ledakan yang diikuti oleh kobaran api membuat panik beberapa orang di sekitar lokasi kejadian.
Seluruh tentara AS --baik yang tewas ataupun selamat-- di dalam restoran tersebut kemudian dievakuasi menggunakan helikopter, yang mendarat di sebuah taman bermain di dekatnya.
Mengutip laporan kepala komite kesehatan Manbij, ledakan bom kabarnya merenggut nyawa 18 orang, termasuk beberapa tentara AS. Belasan orang lainnya dilaporkan terluka, dan telah mendapat perawatan intensif.
Komando Pusat AS kemudian mengkonfirmasi bahwa empat orang Amerika terbunuh dalam serangan ISIS tersebut.
"Dua anggota tentara AS, satu sipil Kementerian Pertahanan (DoD) dan satu kontraktor di bawah naungan DoD tewas, serta tiga anggota militer lainnya terluka ketika bertugas di Manbij," katanya dalam sebuah pernyataan.
Simak video pilihan berikut:
Kekuatan ISIS Masih Tersisa
Bulan lalu, Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mulai menarik seluruh 2.000 tentaranya dari Suriah karena ISIS telah "dikalahkan".
Beberapa pihak yang kontra menekankan bahwa meskipun ISIS kini hanya mengendalikan satu persen dari wilayah yang mereka tempati lima tahun lalu, kelompok itu belum sepenuhnya menghilang.
Senator Republik Lindsey Graham, yang sebelumnya mengkritik keputusan Trump untuk menarik pasukan dari Suriah, mengatakan pada hari Rabu bahwa langkah itu dapat mendorong serangan lebih lanjut oleh ISIS, dan "menggerakkan antusiasme oleh musuh yang kita lawan".
Di lain pihak, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan dia dan Presiden Trump mengutuk serangan di Suriah tetapi menegaskan bahwa rencana penarikan akan terus berlanjut.
"Kami telah menghancurkan kekuasaan dan kemampuan ISIS. Ketika kami mulai membawa pulang pasukan kami dari Suriah, itu tidak berarti kami membiarkan sisa-sisa (ISIS) membangun kembali kekuatan mereka yang jahat," tegas Pence.
Sebuah laporan AS baru-baru ini mengatakan bahwa masih ada sebanyak 14.000 militan ISIS di Suriah, dan bahkan lebih banyak lagi di Irak yang bertetangga.
Laporan itu juga mengatakan bahwa sisa-sisa kekuatan ISIS diperkirakan akan beralih ke taktik gerilya, dalam upaya membangun kembali jaringan mereka.
Advertisement