FBI Tangkap Dalang Rencana Serangan Roket Anti-Tank ke Gedung Putih

Seorang pria AS ditangkap atas tuduhan rencana penyerangan terhadap Gedung Putih.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Jan 2019, 12:31 WIB
White House atau Gedung Putih. (AP)

Liputan6.com, Washington DC - Seorang pria 21 tahun asal negara bagian Georgia ditangkap dan didakwa atas tuduhan rencana penyerangan Gedung Putih.

Dia diketahui telah merancang sebuah ledakan roket anti-tank, yang kemudian diikuti oleh penyerbuan ke dalam Gedung Putih menggunakan senjata dan granat, kata jaksa AS pada Rabu 16 Januari.

Hasher Jallal Taheb --nama tersangka-- ditangkap di Kota Gwinnett, negara bagian Georgia pada hari Rabu, dan kemudian segera di bawah ke pengadilan federal di Atlanta atas laporan FBI.

"Tuduhannya adalah niat menyerang Gedung Putih dan beberapa target lainnya di Washington DC, dengan menggunakan alat peledak dan roket anti-tank," kata Byung Pak, pengacara AS untuk Distrik Utara Georgia, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Kamis (17/1/2019).

Semua ancaman serangan terhadap Gedung Putih telah dinetralkan, kata Pak dalam sebuah pernyataan.

Meski begitu, belum diketahui pasti apakah Taheb memiliki pengacara yang mendampinginya atau tidak.

Pengaduan pidana terhadap kasus terkait mengatakan bahwa pada sekitar Maret 2018, seorang warga Kota Atlanta menghubungi penegak hukum, mengatakan Taheb telah "diradikalisasi".

Pada 25 Agustus 2018, Taheb menjual kendaraannya dan seorang informan FBI berminat membelinya, kata pengaduan itu.

Taheb kemudian mengatakan kepada informan "dia ingin melakukan serangan di Amerika Serikat terhadap sasaran seperti Gedung Putih dan Patung Liberty," menurut pengaduan.

 

Simak video pilihan  berikut: 

 


Berencana Menyerang Target Lain di Washington DC

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Dalam sebuah pertemuan dengan agen FBI yang menyamar pada Desember 2018, Taheb mengatakan dia ingin melakukan kekacauan sebanyak mungkin dan dia berharap menjadi "martir perusak".

Taheb meminta agen tersebut untuk membantunya mendapatkan senjata dan bahan peledak untuk serangan Gedung Putih.

Belakangan diketahui, pada bulan yang sama, Taheb memberi tahu agen itu bahwa dia juga berencana untuk menyerang Monumen Washington, Monumen Lincoln, dan sebuah sinagog.

Dia ingin menggunakan senjata semi-otomatis, sebuah senjata anti-tank dan granat tangan "AT-4", kata pengaduan itu. Dikatakan Taheb berharap untuk melakukan serangan pada atau sekitar 17 Januari, bersama dengan agen dan informan.

"Dia menggambarkan rencananya untuk menggunakan AT-4 untuk membuat lubang di Gedung Putih sehingga kelompok ekstremis yang dibawanya bisa masuk," kata Agen Khusus FBI Tyler Krueger dalam pernyataan tertulis.

"Rencananya adalah masuk dan membunuh sebanyak mungkin orang," lanjut Krueger.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya