Liputan6.com, Jakarta - Microsoft dilaporkan masih terus melanjutkan pengembangan augmented reality headset besutannya, HoloLens. Perusahaan berencana untuk memperkenalkan generasi terbaru HoloLens saat gelaran Mobile World Congress (MWC) 2019.
Hal itu diketahui dari undangan yang disebar oleh perusahaan beberapa waktu lalu. Dikutip dari The Verge, Jumat (18/1/2019), Microsoft akan menggelar acara pada 24 Februari 2019 waktu Amerika Serikat.
CEO Microsoft, Satya Nadella; Technical Fellow, Alex Kipman; dan CVP, Julia White merupakan sosok penting yang akan hadir dalam acara tersebut.
Kehadiran Kipman itu pula yang menjadi tanda ajang ini akan menjadi debut HoloLens 2, mengingat kedekatannya dengan proyek ini.
Baca Juga
Advertisement
Partisipasi Microsoft di MWC 2019 ini merupakan kali pertama setelah beberapa tahun terarkhir perusahaan tersebut tidak ikut meramaikannya. Absennya Microsoft sendiri tidak lepas dari keputusan untuk mematikan platform Windows Phone.
Untuk informasi, Microsoft sendiri sudah beberapa tahun belakangan ini mengembangkan generasi kedua dari HoloLens. Memiliki nama nama kode Sydney, headset generasi baru ini disebut-sebut akan lebih ringan dan nyaman saat digunakan.
HoloLens 2 bakal menggunakan generasi terbaru sensor Kinect dari Microsoft dan chip dengan kecerdasan buatan untuk meningkatkan performanya. Menurut kabar, perangkat ini akan menggunakan Snapdragon 850 dari Qualcomm.
Selain HoloLens, ada kemungkinan perusahaan akan mengumumkan lebih lanjut mengenai platform cloud yang dimilikinya, yakni Azure. Terlebih, White merupakan sosok pimpinan di platform cloud Microsoft.
Intel Setop Proyek Kacamata Pintar Berteknologi AR
Selain Microsoft, Intel juga sempat mengumumkan bakal mulai garap teknologi augmented reality (AR) lewat kacamata pintar yang diberi nama Vaunt.
Meski masih belum siap diluncurkan secara resmi, perusahaan sudah menyediakan sejumlah kacamata pintar untuk pengembang yang ingin mengotak-atiknya.
Sayang belum setahun sejak diumumkan, Intel memutuskan untuk 'membunuh' proyek ambisius tersebut.
Berdasarkan laporan The Information via The Verge, Minggu (22/4/2018), penutupan proyek ini berimbas terhadap 200 karyawan yang bakal diberhentikan dari perusahaan.
"Intel terus mengembangkan teknologi dan pengalaman baru. Namun, tidak semuanya berkembang menjadi produk yang ingin kami bawa ke pasar," tulis Intel.
Secara gamblang, perusahaan menyebutkan Proyek Superlight (kode nama untuk Vaunt) adalah contoh yang tepat di mana Intel mengembangkan kacamata AR untuk konsumen dan berpotensi sukses di pasaran.
"Karena dinamika pasar saat ini kurang mendukung, dengan berat hati kita terpaksa menghentikan investasi dan pengembangan Vaunt."
Advertisement
Gagal Saingi Microsoft HoloLens
Sebelumnya, Intel berencana menggunakan teknologi kamera RealSense 3D untuk headset AR tersebut. Penggunaan teknologi ini diperkirakan menjadi nilai lebih headset Intel ketimbang perusahaan lain.
Kepastian proyek ini menyusul pilihan Intel untuk mulai memperluas produk besutannya tak sekadar di bidang CPU komputer. Sebelumnya, Intel juga mulai merambah teknologi wearables devices yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan.
Berdasarkan laporan tersebut, kendati membuat perangkat sendiri, nantinya Intel tak sendirian saat memasarkan perangkat ini.
Intel lebih memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan pembuat perangkat lain untuk merilis produk akhir dari perangkat itu. Namun, Intel belum menyebutkan perusahaan yang akan diajak kerja sama dalam proyek ini.
Selain Intel, perusahaan lain yang juga sedang gencar mengembangkan perangkat AR adalah Microsoft. Perusahaan asal Redmond tersebut akhirnya telah membuka pre-order HoloLens untuk para pengembang.
Kabarnya, HoloLens untuk perangkat ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 40 juta. Tak hanya itu, dalam perangkat perdana ini HoloLens telah dibekali dengan beberapa program developer, seperti Holo Studio, Skype, dan Holo Tour.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: