Liputan6.com, Pekanbaru- Penemuan jenazah terapung di laut kembali membuat warga pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti heboh. Hanya saja kali ini bukan lagi jenazah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal, melainkan warga asal Myanmar yang bekerja di kapal tanker perusahaan Singapura.
Jenazah ini sudah terombang-ambing sepekan lebih di lautan. Jatuh di Selat Singapura, jenazah beratribut perusahaan ini terbawa arus hingga melintas Selat Malaka dan akhirnya sampai ke Desa Tanjung Air, Kecamatan Merbau, Kepulauan Meranti.
Kapolres Kepulauan Meranti Ajun Komisaris Besar La Ode Proyek menjelaskan, jenazah terapung di laut itu awalnya menyangkut di jaring nelayan. Jenazah lalu diangkat memakai perahu, nelayan yang menemukan memberitahukan kepada warga lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah mayat diangkat ke pantai, warga menghubungi Polsek Merbau," kata La Ode, Kamis, 17 Januari 2019.
Pemeriksaan petugas, pada tubuh jenazah dan pakaiannya tidak ditemukan identitas. Jenazah yang tinggal tulang di bagian kepala, tangan, dan kaki itu dibawa memakai speedboat menuju Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang.
"Setibanya di kamar mayat, petugas melihat ada tulisan PT Hong Lam Marine di bajunya. Setelah ditelusuri, ternyata perusahaan itu ada di Singapura," sebut La Ode.
Kapolsek Merbau Iptu Roemin Putra SH lalu menghubungi PT Spica Putra Sarana selaku penghubung perusahaan asal Singapura itu. Perusahaan ini setelah mendapat keterangan dari polisi menyebut memang ada salah satu awak kapal tanker terjatuh di laut pada 7 Januari 2019.
Selanjutnya, pada 16 Januari 2019, perwakilan perusahaan dari Jakarta tiba di Kota Selatpanjang dan mengecek ke kamar jenazah RSUD. Perwakilan ini menyatakan memang benar pakaian yang digunakan jenazah itu milik perusahaan.
"Kata wakil perusahaan jatuh saat bekerja. Namanya Kyam Kyam, warga asal Myanmar yang bekerja sebagai awak kapal," sebut La Ode.
Hasil pertemuan antara kepolisian, imigrasi, dan RSUD Selatpanjang, pihak perusahaan akan membawa jenazah tersebut ke Jakarta melalui Pekanbaru untuk diautopsi di RSCM Jakarta. "Sampai saat ini masih dalam proses pengurusan administrasi," La Ode menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini: