Bank Papua Incar Penyaluran KPR Sebanyak 2.400 Unit di 2019

Total nilai penyaluran KPR di tahun ini dipatok sekitar Rp 15 triliun. Angka ini naik sekitar 10 persen dibanding periode tahun sebelumnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2019, 18:42 WIB
Ilustrasi KPR.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Pembangunan Daerah Papua atau Bank Papua menargetkan penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) pada tahun ini bisa mencapai 2.400 unit perumahan. Jumlah ini dipatok tidak berbeda jauh dari realisasi KPR yang disalurkan pada 2018 lalu.

"Target kita tahun ini sekitar 2.400 unit rumah. Kalau tahun lalu itu realisasinya sekitar segitu juga, 2.400 lebih," kata Direktur Utama Bank Papua F Zendrato di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Dia mengatakan, untuk total nilai penyaluran KPR di tahun ini dipatok sekitar Rp 15 triliun. Angka ini naik sekitar 10 persen dibanding periode tahun sebelumnya. "Kalau tahun lalu realisasinya itu tumbuh 10 persen. Tahun ini kita juga targetkan 10 persen," tambahnya.

Selain itu, Zendrato mengungkapkan ada beberapa permasalahan penyaluran KPR di wilayah Papua. Di mana, akses lokasi yang terbilang jauh serta kondisi kelistrikan yang masih sulit. Sementara, untuk satu unit rumah subsidi di Papua juga masih terbilang tinggi dibanding wilayah lain.

"Tantangannya, di Papua itu masalahnya tanah, kedua lokasi jauh, kemudian masalah daya mengubah kebiasaan, kalau gampang di pantai tapi pegunungan tantangan. Kemudian, harga di Papua paling tinggi, standar sekitar Rp 205 juta satu unit," pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Kisah Warga Papua Bisa Punya Rumah berkat Program Rusus

Kredit Pemilikan Rumah

Pembangunan infrastruktur kini mulai menyentuh kawasan terluar di Wilayah Timur Indonesia. Salah satunya penyediaan hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tinggal Papua melalui program Rumah Khusus (Rusus) yang diselenggarakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Selain untuk MBR, pembangunan Rusus di Papua juga diperuntukan bagi pemuka agama/adat, masyarakat yang terimbas konflik, petugas, tenaga pendidikan dan kesehatan yang bertugas di daerah perbatasan dan eks anggota OPM," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Minggu (13/1/2019).

Bernard Sie (62 tahun) penghuni Rusus di Kampung Skow, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, mengaku bahagia bisa tinggal ditanah kelahirannya di Papua dengan menempati rumah yang dibangun Pemerintah. Rusus yang ditempatinya merupakan salah satu dari 50 unit Rusus yang dibangun Kementerian PUPR melalui Ditjen Penyediaan Perumahan pada 2015 silam.

"Saya bahagia karena Pemerintah memberikan pelayanan untuk membuat kehidupan masyarakat lebih baik. Harus saya katakan, Pemerintah Indonesia salah satu yang terbaik dari banyak negara yang saya tahu," kata pria yang tinggal bersama istri dan 8 orang anaknya.

Frans Wally (48 tahun) Kepala Suku di Kampung Kehira, Kabupaten Jayapura menceritakan, sebelum ada program Rusus, satu rumah dihuni oleh bapak, ibu, anak, hingga cucu. Dengan dibangunnya Rusus, anak yang sudah menikah harus pindah tidak lagi tinggal bersama orang tua.

"Secara ekonomi kami tidak bisa bangun rumah seperti ini. Tapi dengan adanya perhatian Pemerintah dari Pusat sampai Daerah, mereka juga punya hati untuk rakyat, akhirnya kami bisa punya rumah seperti ini," kata Frans.

Adapun rusus yang ditempati Frans adalah satu dari 50 Rusus yang dibangun di Kampung Kehiran I, Kabupaten Jayapura pada 2016.

Keberadaan Rusus juga menyentuh Kampung Ariepi, Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Sebanyak 25 unit Rusus dibangun di daerah tersebut pada 2017 dan sudah dihuni.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya