Pembabatan Lahan Bikin 6 dari 10 Jenis Kopi Liar di Dunia Terancam Punah

Sebanyak 6 dari 10 jenis kopi liar di dunia dilaporkan terancam punah akibat pembabatan lahan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 18 Jan 2019, 09:01 WIB
Ilustrasi Kopi hijau (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Laporan penelitian terbaru menyebut bahwa spesies kopi liar tengah berada di bawah ancaman, di mana 60 persen di antaranya menghadapi kemungkinan punah, termasuk Arabika.

Sebagian besar spesies kopi liar ditemukan di hutan Afrika dan Madagaskar. Mereka terancam oleh perubahan iklim dan hilangnya habitat alami, serta akibat dari penyebaran penyakit dan hama.

Sementara budidaya kopi yang tengah berkembang, dan membentuk bisnis menguntungkan secara global, juga tidak luput dari risiki gangguan kesehatan kesehatan akibat perubahan iklim, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (17/1/2019).

Di Ethiopia, jumlah lokasi tumbuhnya tanaman kopi Arabika dapat berkurang hingga 85 persen pada 2080, dan hingga 60 persen lahan cocok tanamannya menjadi tidak lagi subur pada akhir abad ini, kata para ilmuwan.

Ethiopia adalah eksportir kopi terbesar di Afrika, di mana nilai ekspornya menembus US$ 1 miliar (setara Rp 14,1 triliun) setiap tahunnya.

Sekitar 15 juta orang di negara itu bekerja dalam sektor produksi kopi, di mana Arabika liar --yang merupakan tanaman asli setempat-- merupakan stok benih terpenting untuk industri terkait.

Hal tersebut berarti bahwa ancaman terhadap kesuburannya dapat memiliki dampak ekonomi yang merusak pada Ethiopia.

Lebih dari itu, kopi komersial juga akan terpengaruh jika spesies liar mati, karena tanaman-tanaman tersebut dapat menjadi kunci bagi varietas kopi kawin silang yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim, dan mungkin juga tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.

Para ilmuwan, dari Royal Botanic Gardens, Inggris, merilis penelitian mereka pada hari Rabu di jurnal Science Advance dan Global Change Biology.

Analisis ini didasarkan pada pemeriksaan mereka terhadap 124 spesies kopi yang diketahui, dan penilaian dihasilkan untuk International Union for Conservation of Nature, yang menerbitkan Daftar Merah global spesies terancam.

Penemuan Spesies Terancam Punah

Melalui inisiatif penelitian ini pula, diketahui bahwa beberapa kerabat dari spesies kopi liar arabika resmi diklasifikasikan sebagai terancam punah.

Aaron Davis, kepala penelitian kopi di Taman Nasional Kew, Inggris, dan penulis utama makalah Science Advances, mengatakan: "Di antara spesies kopi yang terancam punah adalah mereka yang memiliki potensi untuk diekmbangkan sebagai komoditi kopi di masa depan, termasuk yang tahan terhadap penyakit dan tahan perubahan iklim".

"Penggunaan dan pengembangan sumber daya kopi liar bisa menjadi kunci keberlanjutan jangka panjang pada industri kopi komersial. Tindakan tepat sangat dibutuhkan di negara tropis tertentu, khususnya yang berlokasi di benua Afrika, untuk melindungi masa depan kopi," tambahnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Beberapa Cara Meningkatkan Prospek Kopi

Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Menurut peneliti, ada beberapa cara untuk mencoba meningkatkan prospek kopi liar, dalam upaya meningkatkan produksi kopi komersial, termasuk mencegah deforestasi dan mendorong reboisasi, serta penelitian varietas kopi dan penyakit serta hama yang menimpa mereka.

Davis mengatakan, upaya penanganan vital sebaiknya segera dilakukan untuk melestarikan spesies kopi di alam liar, seperti melalui peningkatan pengelolaan dan penunjukan kawasan lindung, seperti cagar alam, serta kawasan lindung baru untuk spesies kopi liar.

Davis juga menyerukan agar fokus baru pada koleksi plasma nutfah (substansi pembawa sifat keturunan), seperti koleksi hidup dan bank benih, sehingga bisa dijadikan sarana tumbuh efektif dan berkelanjutan untuk jangka panjang.

Tidak ketinggalan, Davis juga menyerukan label yang lebih baik dari produk kopi sehingga konsumen dapat menyadari dampak dari pilihan pembelian mereka.

"Saat ini ada banyak jenis sertifikasi, tetapi sangat sedikit yang mencakup pelestarian hutan, dan bahkan tidak ada yang merinci dampak negatifnya terhadap lingkungan," katanya.

Harga mungkin juga perlu naik, tambah Davis, karena selama dua tahun terakhir petani cenderung merugi akibat margin keuntungan yang tipis.

"Dalam banyak kasus, petani kopi di seluruh dunia adalah penjaga keanekaragaman sensorik kopi yang dibudidayakan," katanya. "Jika harga tetap rendah, beberapa petani akhirnya akan berhenti menanam kopi dan kami akan kehilangan banyak hal yang membuat kopi istimewa."

Temuan Tanaman Kopi yang Sempat Dianggap Punah

Penelitian ini juga memunculkan temuan menarik lainnya. Spesies kopi yang dikenal karena kelezatan rasanya, Coffea stenophylla, juga dikenal sebagai "kopi dataran tinggi" Sierra Leone, tidak terlihat di alam liar oleh para kolektor sejak tahun 1954.

Tetapi para peneliti berhasil menemukan contoh varietasnya pada Desember lalu, tetap tumbuh dengan baik pada wilayah yang harus dicapai dengan berjalan kaki berjam-jam, melalui hutan lebat ke puncak bukit yang terisolasi.

Namun, para ilmuwan melaporkan bahwa daerah itu berada di bawah ancaman deforestasi dan perambahan manusia, yang berarti bahwa bahkan tanaman yang ditemukan kembali ini mungkin tidak akan bertahan lama.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya