Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Hasto Kristiyanto, mengatakan, calon presiden petahana Jokowi berhasil memukul upper cut Prabowo. Khususnya dalam isu perempuan.
"Tidak ada afirmatif terhadap pengurus teras Partai Gerindra, klaim sebagai Partai dengan caleg terbanyak ternyata bohong. Caleg korupsi terbanyak di Partainya, adalah contoh pukulan upper-cut tersebut, ucap Hasto, Kamis (17/1/2019).
Advertisement
Dia menuturkan, dalam beberapa isu, Prabowo sempat terjebak kesalahan sendiri. "Atau semacam gol bunuh diri," ungkap Sekjen PDIP ini.
Menurut Hasto, pernyataan pemimpin itu harus didasarkan pada prinsip, pada hukum tata negara yang baik, dan pada satunya kata dan perbuatan.
"Karena itulah rakyat sudah cerdas. Rakyat tidak melihat pemimpin dari retorika dan ketegasan bicara. Sebab menjadi pemimpin itu diukur dari tanggung jawab, konsistensi, dan dedikasi bagi rakyat, bangsa dan negara. Karena itulah tidak berlebihan bahwa melihat pemimpin itu juga bisa dilihat dari kepemimpinan di keluarganya," pungkasnya.
Singgung Menteri Perempuan
Sebelumnya, Calon Presiden 02 Joko Widodo atau Jokowi sempat menjelaskan kabinetnya diisi banyak kaum perempuan. Pernyataan ini menyinggung pasangan lawan soal tak adanya kader Gerindra yang perempuan masuk dalam struktur utama partai.
Terang saja, ini membuat calon presiden 01 Prabowo Subianto mempermasalahkan Jokowi yang menyampaikan soal kuantitas. Dia menuturkan, ada masyarakat yang merasakan kerugian-kerugian besar, akibat kebijakan menteri perempuan di kabinet Pemerintahan Jokowi.
"Menurut saya, kita jangan masalahkan orang per orang. Tapi yang kita masalahkan adalah kebijakan-kebijakan yang dia hasilkan, yang dia produkan," ucap Prabowo di arena debat capres, Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Dia menuturkan, masalah perempuan bisa dicari dan disesuaikan jumlahnya. Namun, jika ada output-nya atau kebijakannya, bisa diperdebatkan lagi.
"Harus perempuan, tapi harus cakap dan pro rakyat. Tidak perempuan yang mengambil kebijakan-kebijakan tidak pro rakyat. Ini masalahnya. Saya tidak akan membanggakan karena hanya perempuan. Jika dia perempuan, tapi dia tidak membela rakyatnya sendiri, ya tidak perlu dibanggakan," kata Prabowo.
Advertisement