Liputan6.com, Jakarta - Ibu rumah tangga memiliki segudang tugas di bawah pengawasan mereka. Bila dikalkulasikan, gaji yang patut ibu rumah tangga terima mencapai ratusan juta rupiah.
Dilansir dari New York Post, data tersebut dikumpulkan oleh salary.com, dan menelusuri tugas-tugas yang dilakukan seorang ibu. Hasilnya? Gaji per tahun untuk seorang ibu rumah tangga seharusnya USD 162.581 atau Rp 2,3 miliar (USD 1 = Rp 14.184) di tahun 2018.
Baca Juga
Advertisement
Seorang ibu rumah tangga disebut melakukan pekerjaan hybrid. Artinya, mereka melakukan bermacam pekerjaan dalam satu profesi.
Di antara pekerjaan ibu rumah tangga adalah: penasihat pendidikan, pengurus rumah eksekutif, hakim, psikolog, perawat, analis logistik, perancang interior, pengurus media sosial, pengurus belanja, manajer laundry, pakar diet, fotografer, perencana acara, ahli terapi, akuntan pajak, dan lain sebagainya.
Melihat banyaknya pekerjaan itu, tak pelak gaji ibu rumah tangga harusnya tinggi. Sebagai catatan, standar yang dipakai menggunakan standar Amerika Serikat (AS).
Gaji ibu rumah tangga juga seharusnya terhitung naik dari tahun ke tahun. Data salary.com menunjukkan gaji ibu rumah tangga mengalami tren naik dalam sejak 2014.
Pada 2014, gaji ibu rumah tangga adalah USD 112 ribu per tahun (kini Rp 1,6 miliar). Sementara, tahun 2017 gajinya seharusnya USD 157 ribu per tahun (Rp 2,2 miliar).
Perempuan Perlu Ingat 3 Hal Ini Saat Merencanakan Keuangan
Perempuan harus merencanakan keuangan dengan cukup baik, sehingga tidak selalu bergantung pada orang lain untuk kebutuhan keuangan mereka.
Saat ini, perempuan tidak hanya mengelola kewajiban rumah tangga dan masalah keluarga, tetapi juga karier. Para perempuan setara dengan pria dalam semua masalah keuangan. Penting bagi setiap perempuan untuk memiliki dorongan untuk berinvestasi, menyimpan, dan membuat portofolio yang dapat membantu mencapai tujuan keuangannya secara mandiri.
Berikut adalah beberapa masalah perencanaan keuangan yang harus diingat oleh perempuan, seperti dikutip dari Laruno.id:
1. Partisipasi dalam keputusan keuangan
Perempuan bertanggung jawab untuk mengelola anggaran rumah tangga serta menjalankan pengeluaran keluarga dengan lancar.
Keluarga juga menyadari wanita yang berada di pusat keluarga lebih mampu mengambil keputusan keuangan yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluarganya.
Ini telah menghasilkan lebih banyak perempuan yang tertarik secara aktif dalam keuangan mereka. Cepat atau lambat perempuan berubah menjadi pengambil keputusan di semua bidang kehidupan, termasuk keuangan mereka sendiri.
Advertisement
Selanjutnya
2. Membuat portfolio keuangan Anda
Pengetahuan tentang berbagai investasi, tabungan, dan pengeluaran itu penting. Sebuah portofolio keuangan pribadi yang terpisah akan mempersiapkan perempuan untuk menghadapi tantangan keuangan secara mandiri.
Ini akan membantu perempuan untuk memahami berbagai konsekuensi terkait dengan keuntungan, kerugian, dan hasil yang terkait dengan tujuan keuangannya.
Untungnya, ada alat perencanaan keuangan digital yang tersedia untuk membuat proses lebih mudah dipahami.
Dengan menggunakan alat tersebut, perempuan dapat berkontribusi untuk kesejahteraan keuangan keluarga mereka dengan menyimpan secara terstruktur dan efisien.
Ini membantu dalam mengalokasikan tabungan ke aset keuangan yang pengembalian lebih tinggi daripada aset tradisional seperti emas.
3. Hemat uang untuk kebutuhan darurat
Bukan hanya investasi, tetapi tabungan juga sangat penting untuk membuat dana darurat. Mempertahankan dana darurat yang memadai harus menjadi prioritas utama untuk mengatasi situasi yang tidak menguntungkan.
Contohnya adalah kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kematian pasangan. Idealnya, Anda harus mempertahankan setidaknya enam bulan dari pengeluaran bulanan wajib Anda