Karyawan Kawasan Konservasi Ditemukan Tewas di Sarang Harimau

Penanggung jawab TWNC Teguh Wardoyo mengatakan, korban ditemukan meninggal dengan bekas luka di tengkuk kepala dan bagian tubuh lainnya di Kawasan Konservasi TWNC, pesisir barat Lampung.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2019, 18:01 WIB
Seekor harimau sumatera muda bermain di kandangnya di kebun binatang di Berlin, Jerman (22/11). Total empat anak Harimau Sumatera lahir pada 4 Agustus 2018, diberi nama Oscar, Willi, Seri dan Kiara. (AP Photo/Michael Sohn)

Liputan6.com, Lampung - EP (40), salah seorang karyawan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) ditemukan tewas dengan luka bekas serangan harimau di Tambling, Lampung pada Selasa (15/1).

Penanggung jawab TWNC Teguh Wardoyo mengatakan, korban ditemukan meninggal dengan bekas luka di tengkuk kepala dan bagian tubuh lainnya di Kawasan TWNC, pesisir barat Lampung.

"Korban sudah diingatkan jangan berjalan sendiri namun tidak peduli," kata Teguh, Jumat (18/1/2019).

Menurut Teguh, TWNC sebenarnya sudah membuat peraturan yang antara lain melarang karyawan melintas pada jam-jam harimau atau satwa liar lainnya aktif hilir mudik di koridor satwa, yang dulu selalu ditentang dan diprotes oleh masyarakat.

Hasil penyelidikan di area korban diserang, banyak ditemukan jejak harimau seperti cakaran di pohon dan tanah. Hal ini menandakan kawasan ini adalah teritori harimau seperti dilansir Antara.

Teguh mengatakan pihak TWNC turut berduka cita atas meninggalnya EP yang juga merupakan warga Dusun Pengekahan. Karyawan kawasan konservasi ini diperkirakan diserang harimau pada Senin (14/1).

Ahli waris keluarga, menurut dia, sudah menyatakan ikhlas menerima bahwa ini adalah murni musibah yang terjadi karena korban tidak patuh terhadap standard operational procedure (SOP) yang sudah dikeluarkan.


Waspada Konflik Susulan

Empat harimau Sumatra muda bersama ibunya Mayang saat berada di kandangnya di kebun binatang di Berlin, Jerman (22/11). Empat anak Harimau Sumatera ini diberi nama Oscar, Willi, Seri dan Kiara. (AP Photo/Michael Sohn)

TWNC, kata Teguh, membuat aturan bukan untuk mempersulit masyarakat maupun karyawan, tetapi semata-mata untuk kebaikan dan keselamatan pengguna jalur lintas dari Pekon Tampang Tua ke Pengekahan.

"Kami meminta kepada warga untuk selalu waspada terjadinya konflik susulan. Terutama warga yang tinggal atau memiliki kebun dekat kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebut, ujar dia.

Ia menegaskan agar karyawan atau masyarakat tidak keluar pada jam-jam aktif harimau atau satwa liar lainnya melintas, juga tidak diperbolehkan berjalan sendiri serta selalu membunyikan suara-suara gaduh.

Ini, menurut dia, merupakan kejadian pertama harimau sumatera menyerang manusia di TWNC. Dan hal ini sudah diperkirakan sejak dibakarnya pos-pos keamanan di lima lokasi di kawasan TNBBS pada 2014 oleh oknum-oknum dan juga pencurian camera trap beberapa tahun terakhir sehingga mengganggu sistem keamanan dan monitoring satwa-satwa liar.

Sementara itu, menurut staf ahli konservasi TWNC Risgianto, jika dilihat dari ukuran dan komposisi jejak kaki, dugaan sementara yang menyerang EP adalah harimau sumatera jantan dewasa.

Untuk memastikan dugaan tersebut ia mengatakan tim TWNC telah memasang camera trap di tiga titik strategis, salah satunya di titik ditemukannya korban.

"Jika dilihat dari kondisinya, lokasi ditemukan korban adalah sarang atau tempat beristirahat harimau karena tempatnya bersih dan ada tanda cakaran di pohon (lama dan baru) dan tanda berupa jejak," kata Risgianto.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya