Malaysia Tolak Visa Atlet Paralimpiade Israel, PM Mahathir Dituduh Anti-Yahudi

Malaysia menolak memberikan visa kepada para atlet Israel yang dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam kualifikasi Paralimpiade Tokyo 2020.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Jan 2019, 18:00 WIB
Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad memberi keterangan saat konferensi pers di Petaling Jaya, Malaysia (10/8). Di usia 92 tahun, pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan itu menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia. (AP Photo / Sadiq Asyraf)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Israel menuduh perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, sebagai "antisemitisme fanatik" setelah ia melarang atlet-atlet Israel berkompetisi dalam acara kualifikasi untuk Paralimpiade Tokyo 2020.

Malaysia telah menolak untuk memberikan visa kepada para atlet Israel yang dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam acara yang akan diadakan di negara bagian Sarawak pada Juli 2019. Penolaka visa merupakan sebuah langkah yang dirancang untuk menunjukkan solidaritas negara itu dengan Palestina.

Pada Rabu 16 Januari 2019, menteri luar negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, mengonfirmasi bahwa kabinet Malaysia memtuskan "tidak akan menjadi tuan rumah lagi acara yang melibatkan Israel atau perwakilannya," demikian seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (18/1/2019).

"Ini bagi saya, keputusan untuk mencerminkan sikap tegas pemerintah atas masalah Israel," katanya.

Senada, wakil menteri olahraga Malaysia, Sim Hee Kyung mengatakan keputusan itu adalah "sarana untuk memprotes penindasan Israel yang terus-menerus terhadap rakyat Palestina".

 

Simak video pilihan berikut:


Protes Israel

Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Keputusan itu memicu kecaman dari kementerian luar negeri Israel, dengan juru bicara Emmanuel Nahshon menyebut larangan itu "memalukan" dan mengatakan itu "benar-benar menentang semangat Olimpiade".

"Israel mengutuk keputusan yang terinspirasi oleh antisemitisme fanatik PM Mahathir Malaysia," kata Nahshon. Dia meminta Komite Paralimpik Internasional untuk memaksa Malaysia untuk membatalkan keputusan atau memindahkan acara ke negara lain.

Mahathir mengatakan pekan ini dia tidak akan menyerah pada tekanan apa pun, dan jika para atlet memang berusaha datang ke turnamen "itu adalah pelanggaran".

"Jika mereka (Komite Paralimpik Internasional) ingin menarik hak Malaysia untuk menjadi tuan rumah kejuaraan, mereka boleh melakukannya," kata Mahathir.

Malaysia, negara mayoritas Muslim, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel dan masuk ke Malaysia dengan paspor Israel dilarang.

Mahathir jauh lebih vokal dalam kritiknya terhadap Israel daripada pendahulunya Najib Razak, yang mengizinkan delegasi PBB Israel ke Malaysia selama waktunya sebagai perdana menteri.

Mahathir telah menghadapi tuduhan antisemitisme selama beberapa dekade, dan telah sering mengulangi sentimen di mana ia menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai "hidung berkail" dan mengatakan bahwa "orang-orang Yahudi memerintah dunia dengan proksi."

Ini bukan pertama kalinya Malaysia mencegah atlet Israel berlaga di turnamen. Pada 2015, dua windsurfer harus mengundurkan diri dari kompetisi di Pulau Langkawi Malaysia setelah mereka ditolak visa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya