Palapa Ring, Tol Langit ala Indonesia

Menkominfo, Rudiantara, menggambarkan proyek Palapa Ring untuk menghadirkan sinyal telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk akses internet sebagai "tol langit"

oleh Andina Librianty diperbarui 19 Jan 2019, 07:58 WIB
Menkominfo, Rudiantara, di depan Terminal Station Palapa Ring Tengah di Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Tahuna - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menggambarkan proyek Palapa Ring untuk menghadirkan sinyal telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk akses internet, sebagai "tol langit". Kehadiran tol langit ini akan kian memperkuat pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.

"Pak Jokowi dan JK (Presiden dan Wakil Presiden) ingin ada pembangunan di seluruh Indonesia. Sekarang ada tol darat, tol laut, dan ini tol langit sebagian," ungkap Rudiantara di Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jumat (18/1/2019).

Pembangunan proyek Palapa Ring dijadwalkan rampung pada pertengahan tahun ini, begitu Paket Timur sudah selesai. Saat ini, baru Palapa Ring Barat dan Tengah yang telah beroperasi. Pembangunan Palapa Ring Timur baru selesai 89,57 persen.

"Kuartal II tahun ini, semuanya sudah 100 persen, sehingga pertengahan tahun semua sudah diintegrasikan. Tujuan Palapa Ring ini agar akses internet ada di mana-mana, dan harga jual paketnya tidak berbeda satu sama lain. Selain itu, dengan adanya Palapa Ring, tidak ada lagi daerah perbatasan yang terisolir," jelas Rudiantara.

Palapa Ring adalah proyek pembangunan serat optik nasional, yang akan menjangkau 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Setelah pembangunan selesai, operator telekomunikasi bisa memanfaatkan layanan Palapa Ring dengan skema tarif yang telah ditetapkan berdasarkan penyediaan kapasitas pita lebar atau bandwidth, dan kabel serat optik pasif atau dark fibre.


Progres Palapa Ring

Menkominfo, Rudiantara, di depan Terminal Station Palapa Ring Tengah di Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Liputan6.com/Andina Librianty

Pembangunan proyek ini terbagi dalam tiga paket yakni Barat, Tengah, dan Timur. Palapa Ring Tengah sendiri dibangun melintasi Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, yang terdiri atas kabel darat sepanjang 1.326,22 km dan 1.787,06 km kabel laut.

Titik lokasi yang dilalui Palapa Ring Tengah merupakan jalur bebas gempa. Paket ini dikerjakan PT LEN Telekomunikasi Indonesia, yang memulai kontrak pada 4 Maret 2016.

Sebelum Palapa Ring Tengah, paket Barat lebih dahulu selesai dibangun. Pembangunan proyek Palapa Ring Barat dikerjakan oleh PT Palapa Ring Barat, yang memulai kontrak pada 29 Februari 2016.

Sementara itu, pembangunan paket Timur dikerjakan oleh PT Palapa Timur Telematika, yang memulai kontrak pada 29 September 2016.

Pembangunan Palapa Ring dilakukan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Pembiayaannya menggunakan skema availability payment, yang memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.

Pemerintah menggunakan dana Universal Service Obligation (USO) untuk operasional Palapa Ring. Dana USO merupakan dana kontribusi perusahaan telekomunikasi dengan bobot 1,25 persen dari total pendapatan.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya