Liputan6.com, Moskow - Otoritas Rusia menangkap seorang model asal Belarusia, menyusul klaim bahwa dia memiliki bukti kolusi antara Donald Trump dan Moskow pada kampanye pemilu Amerika Serikat (AS) 2016.
Nastya Rybka (nama aslinya Anastasia Vashukevich) ditahan di bandara utama Moskow pada Jumat 17 Januari, setelah dideportasi dari Thailand. Dia kini berada dalam tahanan polisi Rusia.
Dikutip dari BBC pada Sabtu (19/1/2019), kuasa hukum Rybka mengunggah video di Instagram, yang katanya, menunjukkan adegan penangkapan model kelahiran 27 tahun lalu itu.
Dalam video tersebut, seorang wanita mirip Rybka terlihat meronta saat empat pria memaksanya duduk di kursi roda, sebelum kemudian dibawa pergi dengan cara digendong.
Baca Juga
Advertisement
Belum ada konfirmasi resmi dari otorita Rusia terkait cuplikan video yang diunggah oleh pengacara Dmitry Zatsarinsky, dan viral di Negeri Beruang Merah.
Zatsarinsky mengatakan Rybka telah merencanakan penerbangan lanjutan ke Minsk, ibukota Belarusia, setelah dedeportasi dari Thailand.
Namun, sesampainya di Moskow, dia diseret keluar dari zona transit, sebelum kemudian dibawa ke kantor polisi.
Dia menyebut tindakan otoritas Rusia terhadap kliennya itu sebagai "skandal internasional".
Sebelumnya, Rybka pernah mengatakan dia memiliki bukti campur tangan Rusia dalam kampanye pemilihan presiden AS 2016, yang diduga diperoleh melalui seorang kenalan yang dekat dengan miliarder Rusia Oleg Deripaska.
Namun, Deripaska membantah tuduhan itu dan berhasil menggugat Rybka dan beberapa orang tertuduh lainnya.
Deripaska sendiri diketahui masuk dalam daftar oligarki dan politikus Rusia yang dikenai sanksi AS, karena dugaan "kegiatan memfitnah" di seluruh dunia.
Simak video pilihan berikut:
Dituduh Terlibat Prostitusi Ilegal
Sementara itu, sebuah pernyataan resmi dari kementerian dalam negeri Rusia, yang dikutip oleh media setempat, mengatakan Rybka dan tiga orang lainnya --yang sama-sama ditangkap di Bandara Internasional Sheremetyevo-- dituduh terlibat dalam praktik prostitusi ilegal.
Di Rusia, tuduhan atas kejahatan itu bisa dihukum hingga enam tahun penjara.
Di antara empat yang ditahan adalah Alexander Kirillov, seorang pakar seks asal Belarusia, yang sempat mendekam di penjara Thailand bersama Rybka.
Keduanya menghabiskan sembilan bulan dalam tahanan sebelum pengadilan Thailand memvonis kurungan penjara 18 bulan, atas tuduhan melakukan praktik pelatihan seks ilegal.
Thailand mendeportasi mereka pada Kamis 16 Januari, dengan mempertimbangkan waktu yang mereka habiskan dalam tahanan.
Advertisement