Liputan6.com, Denpasar Tak hanya KPU dan Bawaslu, peserta Pemilu 2019 juga memiliki tanggung jawab meningkatkan partisipasi publik pada hajatan demokrasi lima tahunan di Indonesia.
Dalam kerangka itu, DPD Partai NasDem Kabupaten Jembrana ikut serta mengambil bagian meningkatkan partisipasi publik pada Pemilu 2019.
Salah satu cara yang dilakukan jajaran kader partai asuhan Surya Paloh itu adalah dengan menggelar seminar di Kantor DPD Partai NasDem Jembrana.
Seminar yang mengambil tema ‘Membangun Etika dan Budaya Politik Guna Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu 2019’ itu menghadirkan narasumber dari KPU, Bawaslu dan Kesbangpol Kabupaten Jembrana.
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Jembrana, I Kadek Dwi Masti menjelaskan, tujuan pelaksanaan seminar ini dimaksudkan untuk mendorong caleg dan kader Partai NasDem ikut membangun kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Penyelenggaraan seminar ini dilakukan setelah NasDem Jembrana melihat realita gelaran demokrasi saat ini masih cukup akrab dengan tingginya jumlah golput.
Baca Juga
Advertisement
"Kita menginginkan pemilih berdaulat dan mengggunakan hak pilihnya. Tingginya angka golput menjelaskan bahwa ada masalah dalam proses membangun demokrasi di negeri ini," ucapnya. Dwi Masti, demikian sapaannya, tak mau menyalahkan masyarakat karena enggan menggunakan hak pilihnya.
"Di sini ada masalah yang membuat rakyat anti-pati dengan politik. Selain ada jarak antara pemimpin, wakil rakyat dengan rakyatnya, faktor lain yang juga mungkin mempengaruhi sikap warga adalah mereka merasakan bahwa realisasi janji politik pemimpin dan wakil rakyat masih sangat jauh dari harapan," lanjutnya.
Untuk itu, menurut Dwi Masti, caleg NasDem Jembrana jangan hanya berorientasi bagaimana agar dirinya terpilih sampai menghalalkan segala cara, tapi harus memiliki kepekaan dan tanggung jawab memberikan edukasi politik bagi masyarakat.
"Sukses caleg semestinya diukur dari kinerja caleg memberikan edukasi politik. Paradigma itu yang harus dikembangkan," tutupnya.
Catatan yang dihimpun media ini, pada Pilgub Bali 2018 lalu, Buleleng yang dikenal dengan jumlah pemilih terbanyak, malah menyumbang angka golput terbesar dengan 230.405 atau 41,4 persen dengan 58,6 persen partisipasi.
Persentase ini tidak jauh berbeda dengan wilayah Karangasem yang menyumbang 143.675 atau 38,58 persen atau 61,42 persen partisipasi.
Sedangkan, Gianyar dan Tabanan merupakan wilayah dengan partisipasi pemilih yang tertinggi dengan 82,7 persen, disusul Klungkung 80,2 persen, Bangli 79,9 persen, Badung 79,8 persen, Kota Denpasar 69,8 persen, dan Jembrana 69,1 persen.
Dari data tersebut, kaum perempuan menempati jumlah tertinggi dengan 434.359 pemilih disusul kaum laki-laki dengan 402.363 pemilih.