Liputan6.com, Teheran - Hari itu, 20 Januari 1981, menjadi akhir dari penyanderaan warga Amerika Serikat (AS) di Iran. Puluhan warga AS disekap di Kedutaan Besar AS di Teheran oleh kelompok demonstran yang memprotes diizinkannya Shan Iran yang baru saja digulingkan dari pemerintahan, Mohammad Reza Pahlevi, berobat ke Negeri Paman Sam.
Penyanderaan berlangsung setahun lebih, tepatnya 444 hari, tepatnya dimulai sejak 4 November 1979. Ketika itu, para demonstran marah besar kepada AS. Demikian Today in History seperti dikutip dari History.com pada Sabtu (19/1/2019).
Pemimpin politik Iran Ayatollah Khomeini menjadi garda terdepan yang melawan Amerika. Dia menolak permintaan AS untuk membebaskan puluhan warga asing yang disandera di negaranya.
Baca Juga
Advertisement
Meski Kongres AS telah memutuskan untuk dilakukan tindakan tegas ke Iran, Khomeini tetap menolak pembebasan sandera.
Saat itu, Presiden AS Jimmy Carter dianggap tidak dapat melobi Iran. Atas perintah presiden, AS pun mengambil tindakan penyerbuan Kedubes untuk membebaskan sandera. Namun langkah militer ini mengakibatkan 8 tentara AS tewas dan tidak ada sandera yang dibebaskan.
Pada akhirnya, sebagian sandera dibebaskan oleh Iran. Tersisa 52 tawanan yang disandera hingga 14 bulan ke depan.
Atas kegagalan dalam menyelesaikan urusan luar negeri ini, Carter kalah di pemilu presiden. Ronald Reagen terpilih menjadi Presiden baru AS. Di hari pelantikannya, Reagen langsung mengambil langkah strategis dengan membebaskan US$ aset Iran yang sebelumnya dibekukan. Selain itu, ia meminta bantuan perantara Aljazair untuk melobi Iran.
Langkah ini membuat Iran jinak. Dan akhirnya semua tawanan yang tersisa dibebaskan dengan selamat.
Pada tanggal yang sama tahun 2009, presiden berkulit hitam pertama di AS, Barrack Obama dilantik. Sementara 20 Januari 1885 disebut-sebut sebagai tanggal saat LaMarcus Adna Thompson mempatenkan permainan dengan adrenalin tinggi, roller coaster.
Simak video pilihan berikut: