Liputan6.com, Sambuca - Harga properti terus menanjak di sejumlah kota, namun tidak di Sambuca, Italia. Di sana rumah-rumah ditawarkan murah, bahkan konon ada yang nilainya hanya 1 euro atau kurang dari Rp 16.000.
Seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (19/1/2019), puluhan properti disiapkan untuk dijual di kota yang berada di puncak bukit dengan pemandangan memukau ke pulau Mediterania -- dengan nilai lebih murah dari harga secangkir kopi.
Baca Juga
Advertisement
Apa yang melatarbelakangi banting harga rumah di kota di Italia ini?
Ternyata, tawaran itu adalah upaya untuk menghidupkan kembali daerah yang telah mengalami depopulasi dalam beberapa tahun terakhir, di mana mayoritas penduduknya pindah ke kota-kota yang lebih.
Menurut pejabat setempat, siapapun yang berminat dapat langsung melakukan pembelian.
"Berbeda dengan kota-kota lain yang hanya melakukan ini untuk propaganda, balai kota ini daftar rumah seharga 1 euro yang dijual," Giuseppe Cacioppo, wakil walikota sekaligus pejabat yang memimpin sektor pariwisata di Sambuca kepada CNN.
"Kami bukan perantara yang menjadi penghubung antara pemilik lama dan baru. Jika Anda menginginkan rumah itu, Anda akan mendapatkannya dalam waktu singkat."
Namun, segala kemudahan itu bukan tanpa syarat. Pemilik baru harus berkomitmen untuk merenovasi properti mereka dalam waktu tiga tahun, dengan biaya mulai dari 15 ribu euro atau Rp 238 juta dan wajib membayar uang jaminan sebesar 5.000 euro -- yang akan dikembalikan jika renovasi dirampungkan.
Meski akhirnya harus merogoh kocek dalam, Cacioppo menjamin para pembeli tak akan kecewa.
"Sambuca dikenal sebagai 'kota yang megah' di Italia," kata dia. "Karena kesuburan tanahnya, daerah ini dijuluki 'surga duniawi'. Kami berlokasi di dalam cagar alam, penuh dengan sejarah. Dikelilingi pantai, hutan, dan gunung yang indah. Sangat sunyi dan damai, tempat peristirahatan yang ideal untuk masa detoksifikasi."
Agar Kota Tak Terlanjur Mati
Dengan populasi yang semakin menipis, Cacioppo mengatakan kota itu membutuhkan orang luar untuk mencegahnya.
"Kita tidak bisa kehilangan warisan kita yang indah. Untungnya, orang asing membantu upaya penyelamatan ini," kata dia.
Hunian dua lantai di sana dibangun dengan batu merah muda kemerahan dan memiliki halaman, taman palem dan pintu masuk yang melengkung. Dimungkinkan juga untuk melihat gunung berapi Etna di Sisilia pada hari-hari ketika langit cukup cerah.
Advertisement