Liputan6.com, Cilacap - Menjelang sidang PK terpidana terorisme, Abu Bakar Baasyir, suasana di sekitar Gedung Pengadilan Negeri Cilacap hari itu benar-benar mencekam. Pengamanan ketat dilakukan oleh seribuan lebih personel polisi dan TNI.
Selasa, 12 Januari 2016, adalah hari pertama sidang PK Abu Bakar Baasyir, terpidana kasus terorisme yang divonis 15 tahun penjara lantaran diduga merencanakan dan menjadi penyandang dana latihan bersenjata di Jane Ponto, Aceh.
Advertisement
Sekolah di sekitar PN Cilacap pun diliburkan. Jalan ini, ditutup. Petugas keamanan hendak memastikan PN Cilacap benar-benar steril dari ancaman keamanan.
Semua orang yang hendak masuk ke PN Cilacap mesti melewati pemeriksaan, mulai dari gerbang halaman PN yang dipasang pendeteksi metal. Tas dan baju digeledah, termasuk wartawan.
Maklum saja, kala itu, Abu Bakar Baasyir dituding sebagai tokoh sentral dengan pengikut dan simpatisan dari kelompok radikal. Hari itu, sekitar 1.000-an pengikutnya hadir di PN Cilacap. mereka datang dari Semarang, Solo, Jakarta, dan sejumlah daerah lain.
Namun, hanya sebagian kecil yang bisa masuk ke gedung PN. Lainnya, menonton sidang dari layar kaca dalam siaran langsung yang direlai dengan kabel video audio.
Kapolres Cilacap saat itu, AKBP Ulung Sampurna Jaya mengatakan, kepolisian menyiagakan sebanyak 1.064 personel untuk pengamanan sidang Peninjauan Kembali (PK) Abu Bakar Baasyir. 200 aparat TNI juga disiapkan sebagai pasukan cadangan.
"Kita melakukan pengamanan, yaitu pengamanan terbuka dan tertutup. Di sini ada sekitar 338 personil Brimob yang terdiri dari ring satu dan dua. Di halaman, ada juga personil polres. Kemudian dibackup yang di depan. Tidak hanya di sini, tapi seluruh objek vital juga sudah ploting," dia menjelaskan saat itu.
Ratusan pendukung menyemut begitu mengetahui Abu Bakar Baasyir datang sekitar pukul 08.45 WIB. Abu Bakar diangkut dengan Baracuda yang diapit panser militer.
Sempat terjadi sedikit insiden saat pendukung hendak masuk ke ruangan sidang. Sebab, polisi masih menutup area sidang tersebut. Abu Bakar Baasyir langsung masuk dari pintu samping yang tadinya terkunci. Sepanjang waktu, pendukung berorasi menuntut pembebasan Abu Bakar Baasyir.
Pembesuk Baasyir
Rupanya, pengikut dan simpatisan Abu Bakar Baasyir tak hanya datang hari itu. Sejak pendiri Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) itu dibui di Nusakambangan, pengikutnya rutin menjenguknya tiap pekan.
Bahkan, massifnya kunjungan pendukung dan pengikut Baasyir sempat membuat gerah sejumlah Ormas. Mereka meminta, agar Baasyir dipindah dari Nusakambangan. Mereka khawatir, para pengikut Baasyir menebar benih radikalisme di Cilacap.
Diduga, para pengikut menyewa rumah singgah khusus yang tersebar di beberapa titik. Di titik ini lah, sejumlah ormas di Cilacap khawatir.
"Kok diberi kesempatan yang sangat luas, untuk ditemui orang-orang luar, orang dari luar Cilacap. Kepada yang hadir pasti memberikan semacam pesan seperti yang dinginkan oleh Abu Bakar," ucap pucuk pimpinan sebuah ormas di Cilacap.
Tokoh ormas lainnya meminta agar polisi mengawasi secara ketat rumah yang diduga digunakan sebagai rumah singgah bagi pengikut dan pendukung Abu Bakar Baasyir. Bahkan, ada pula isu, Baasyir bisa menggelar pengajian diduga bermuatan radikal kepada pengikutnya di penjara Nusakambangan.
Tetapi, Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkum HAM) membantah Abu Bakar Baasyir secara berkala menggelar pengajian khusus terpidana terorisme dan pembesuk yang diduga berasal dari kelompok tertentu di LP Nusakambangan.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jawa Tengah saat itu, Yuspahruddin mengatakan Abu Bakar secara berkala memang dikunjungi oleh pembesuk yang berasal dari berbagai daerah.
Namun, ia membantah Abu Bakar menggelar pengajian berisi paham radikal kepada terpidana teroris dan pembesuk.
"Kalau yang membesuk sampai 20 orang kan ada ruangan khusus di pantau dengan CCTV. Namanya Abu Bakar Baasyir itu kan paling tua di situ. Mungkin ada yang disampaikannya memang tidak bisa kita buka. Mungkin di situ memberikan kajian, bukan membuat majelis," kata Yuspahrudin, membantah.
Advertisement
Baasyir Dipindah dari Nusakambangan ke Gunung Sindur
Soal ini rumah singgah, Yuspahruddin menolak berkomentar. Menurut dia, soal rumah singgah itu di luar LP Nusakambangan yang bukan wewenangnya.
Tekanan untuk membatasi kunjungan kepada Abu Bakar Baasyir nampaknya begitu kuat. Baasyir lantas ditempatkan di Sel Isolasi Lapas Pasir Putih Nusakambangan.
Soal ini, tak ada satu pun pejabat Kemenkumham yang berkomentar. Namun, penempatan di sel isolasi dibenarkan oleh pengacara Baasyir dari Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Mihdan. Nota protes dikirimkan kepada Kementerian Hukum dan HAM, Direktorat Jenderal PAS, dan pihak Lapas Nusakambangan
Bahkan, TPM telah berkirim surat ke Presiden Joko Widodo meminta perlindungan dan memprotes kebijakan Lapas Pasir Putih, yang menempatkan Abu Bakar Baasyir di sel isolasi khusus ini. Michdan tak ada alasan kuat Baasyir ditempatkan di sel isolasi khusus.
Sebab, selama dihukum, Baasyir berkelakuan baik dengan bukti mendapat pengurangan hukuman atau remisi. Selain itu, kata Michdan, mempertimbangkan usia Basyir yang sudah tua dan dalam keadaan sakit, Baasyir memerlukan perhatian ekstra untuk menjaga kesehatannya.
"Artinya kami meminta perlindungan dan memberitahukan kepada presiden, bahwa ini tindakan yang dzolim," ucap Michdan, April 2016.
Michdan menuturkan, di sel isolasi khusus, Baasyir dilarang menerima tamu selain keluarga, pengacara dan tim kesehatan. Pembatasan aktivitas luar sel juga menyebabkan kesehatan Baasyir menurun.
Beda Nasib Baasyir dan Freddy Budiman
Belakangan, Baasyir dipindah ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Pemindahan ini pun tak kalah mencekam. Pasalnya, Baasyir dipindah bersamaan dengan kembalinya terpidana mati narkoba, Freddy Budiman.
Abu Bakar Baasyir dipindah dari Lapas Pasir Putih ke Lapas Gunung Sindur, Sabtu (16/4/2016). Pemindahan ini bersamaan dengan kembalinya Fredy Budiman ke Nusakambangan. Sebelumnya Fredy dibon pinjam ke Jakarta dalam kasus pengendalian narkoba dari dalam Lapas.
Juru Bicara Kepolisian Cilacap, AKP Bintoro Wasono mengatakan pengamanan pemindahan Abu Bakar Baasyir dilakukan bersamaan dengan masuknya Fredy Budiman. Ini akan dilakukan di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap.
"Ya untuk pengawalan dan pengamanan jalur dan sebagainya. Freddy Budiman akan dipindah juga ke Nusakambangan, Pak?), Ya betul masuk. Masuk ke dalam mas. Jadi langsung, tukeran,” kata Bintoro.
Untuk mengamankan pemindahan ini, kepolisian mengerahkan 150 personel gabungan. Satuan Brimob dari Polres Banyumas juga diperbantukan.
Meski pernah menghirup udara yang sama, pesawat yang sama, dan dipindah di hari yang sama, nasib keduanya berbeda 180 derajat. Dua tahun berselang, Abu Bakar Baasyir sebentar lagi bakal menghirup udara bebas.
Adapun Fredy Budiman, seperti diketahui, telah meninggal dunia diterjang timahregu tembak eksekusi mati. Jumat dinihari, 29 Juli 2016, Freddy mengembuskan napas terakhirnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement