Negosiasi Shutdown, Donald Trump Usulkan Kebijakan Baru Imigrasi kepada Demokrat

Donald Trump mengusulkan kebijakan baru terkait imigrasi untuk mengakhiri shutdown.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2019, 11:00 WIB
Seorang pemuda berhasil melewati tembok besi perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat di negara bagian Chihuahua, Meksiko (6/4). Aksi nekat ini dapat ditindak tegas oleh pihak keamanan Amerika Serikat. (AFP/Herika Matinez)

Liputan6.com, Washington DC - Sebagian pemerintahan Amerika Serikat masih 'ditutup'. Demokrat masih enggan memberikan 'suara' untuk meloloskan anggaran yang hendak digunakan oleh Donald Trump untuk membangun tembok perbatasan Meksiko-AS.

Namun, Trump tak tinggal diam. Berbagai upaya terus dilakukan oleh Presiden ke-45 Negeri Paman Sam ini untuk mendirikan dinding "impiannya". Salah satunya adalah menawarkan beberapa kebijakan baru terkait imigrasi kepada Demokrat pada Sabtu, 19 Januari 2019.

Hal ini juga disebut Trump sebagai usaha untuk mengakhiri shutdown. Namun, usulan itu ditolak oleh partai oposisi tersebut, bahkan sebelum ia berpidato.

"Kami harap mereka (Demokrat) akan memberikan dukungan yang antusias, dan saya pikir banyak yang akan melakukannya," kata Donald Trump mengenai Demokrat, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (20/1/2019). "Sayap kiri yang radikal tidak akan pernah boleh mengontrol perbatasan. Saya tidak akan pernah membiarkannya terjadi."

​Dalam pidatonya, yang disiarkan langsung dari Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih pada Sabtu siang, Trump menyerukan agar petugas federal yang mengurusi kontrol imigrasi, ditambah sebanyak 2.750 orang lagi.

Ia pun menuntut US $5,7 miliar untuk membangun pembatas baja sepanjang 370 kilometer di perbatasan Meksiko-Amerika Serikat.

"Waktunya merebut kembali masa depan kita dari suara-suara ekstrem yang takut berkompromi dan menuntut perbatasan terbuka. Karena itu, saya di sini, pada hari ini, untuk memecah kebuntuan tersebut," seru Donald Trump mengakhiri pidatonya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Efek Penutupan Pemerintahan, Donald Trump Beri Tamu Makanan Cepat Saji

Presiden AS Donald Trump menghidangkan makanan cepat saji di Gedung Putih , sebagai dampak dari penutupan sementara pemerintahan negeri itu (AP/Susan Walsh)

Sementara itu sebelumnya, Donald Trump dikabarkan secara pribadi membayar makanan yang disajikan kepada tim sepak bola Clemson University, selama perayaan kejuaraan nasional mereka di Gedung Putih pada Senin, 14 Januari 2019 malam.

Dikutip dari CNN pada Selasa, 15 Januari 2019, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia menyuguhkan berbagai menu dari McDonald's, Wendy's, dan Burger King, serta beberapa kotak piza lokal.

Wakil juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley, mengatakan bahwa sang presiden selalu ingin mengadakan acara yang menyenangkan untuk semua rakyat Amerika, termasuk merayakan raihan juara nasional oleh tim Clemson Tigers.

"Karena Demokrat menolak untuk berunding tentang keamanan perbatasan, banyak staf di Gedung Putih ikut terdampak. Jadi Presiden Trump secara pribadi membayar perayaan hari ini dengan beberapa makanan cepat saji favorit semua orang," katanya.

Jamuan hidangan cepat saji itu dilakukan oleh Donald Trump setelah dirinya kembali dari perjalanan singkat ke Kota New Orleans, negara bagian Louisiana, untuk berpidato di hadapan para pendukung tembok perbatasan.

"Anda tahu kami memiliki tim Clemson yang hebat di sini, juara nasional. Namun, karena penutupan pemerintahan, jadi kami keluar untuk memesan makanan cepat saji khas Amerika, dibayar oleh saya. Banyak hamburger, banyak pizza, jangan ragu (kemari)", ujar Trump.

Donald Trump beralasan bahwa tim olahraga Clemson akan menikmati makanan cepat saji: "Kami memiliki beberapa orang dengan tubuh besar yang suka makan. Jadi saya pikir kita akan bersenang-senang sedikit."

Berdiri di belakang meja yang penuh dengan makanan cepat saji, Trump mempromosikan makan malam untuk tim olahraga Clemson itu sebagai "makanan Amerika yang lezat."

Ditanya oleh wartawan apakah dia lebih suka McDonald's atau Wendy's--dua jaringan restoran cepat saji terbesar di AS--Trump berkata: "Jika itu Amerika, saya menyukainya. Itu semua makanan Amerika."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya