Menteri Jonan Ungkap Dua Kunci Sukses Negosiasi dengan Freeport

Menteri ESDM Jonan mengaku ketika melakukan proses negosiasi dengan Freeport tidak ada trik khusus.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2019, 18:29 WIB
Menteri ESDM, Ignasius Jonan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan membocorkan dua hal yang menjadi kunci keberhasilan pemerintah dalam negosiasi dengan Freeport beberapa waktu lalu.

"Yang paling penting itu bagaimana kita melakukan negosiasi dengan Freeport McMoran itu secara fair, itu yang pertama," kata Jonan seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (20/1/2019).

Dia mengaku ketika melakukan proses negosiasi dengan Freeport tidak ada trik khusus. Hal yang terpenting adalah tidak mempunyai agenda lain di belakang ketika proses negosiasi panjang berlangsung. Bahkan, Presiden Joko Widodo menyerahkan proses negosiasi sepenuhnya kepada para Menteri terkait.

"Pak Presiden, ini kalau CEO-nya Freeport McMoran mau menghadap Bapak bagaimana? Beliau (Presiden) bilang, sudah menteri saja yang tangani, nanti kalau sudah selesai baru ke saya," imbuh Jonan.

Kemudian, kunci keberhasilan kedua adalah bagaimana menempatkan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak dengan baik dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

"Tim yang ditunjuk bukan hanya saya, jadi ada Menteri Keuangan, BUMN, dan KLHK. Kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Jadi tidak ada pikiran punya agenda lain," jelasnya.

 


Negosiasi

Tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Selain itu, Menteri Jonan juga menceritakan bahwa kesungguhan bernegosiasi juga ditunjukkan Freeport. Di mana CEO Freeport Richard Adkerson, selama proses negosiasi terhitung terbang dari Amerika Serikat ke Indonesia hingga 12 kali.

"Padahal usianya lebih dari 70 tahun, jadi negosiasinya tiap 1,5 bulan dia ke sini. Berarti sampai 12 atau mungkin 14 kali, berarti serius. Kalau kita kenalan sama teman, kalau tidak serius tidak didatengin lagi. Sebenarnya itu negosiasi itu kalau tidak mau ketemu, agak susah," pungkasnya.

Seperti diketahui, Indonesia resmi memiliki saham mayoritas dari PT Freeport Indonesia setelah proses panjang yang telah dilalui. Hal ini usai PT Inalum telah melunasi pembayaran 51,2 persen saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut.

"Saya telah menerima laporan bahwa saham PT Freeport 51,2 persen sudah beralih ke PT Inalum dan sudah lunas dibayar hari ini. Ini juga merupakan momen bersejarah setelah freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973," kata Presiden Joko Widodo ( Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/12)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya