Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan asal Vietnam, VietJet Air, akan membuka rute baru ke Indonesia mulai triwulan pertama 2019. Managing Director VietJet Air, Do Xuan Quang mengatakan, rute perdana maskapai low-cost tersebut adalah Ho Chi Minh-Denpasar Bali berdurasi 3,5 jam pada Maret 2019.
Sementara, penerbangan dengan rute Ho Chi Minh-Jakarta baru akan dimulai pada akhir 2019. Hal tersebut berarti menggeser rencana awal VietJet Air yang semula menjadwalkan penerbangan Ho Chi Minh ke Jakarta saat konferensi pers pada 22 Agustus 2017 lalu.
Baca Juga
Advertisement
Kepastian itu disampaikan Do Xuan Quang pada event ASEAN Tourism Forum (ATF) 2019, yang juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya, Duta Besar RI untuk Vietnam, Ibnu Hadi, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani Mustafa, dan Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Teknologi Informasi, Samsriyono Nugroho.
"Saya pastikan bulan Maret 2019 akan terbang ke Denpasar, Bali. Semua persiapan sudah kami lakukan. Enam bulan pertama, kami akan terbang empat kali seminggu, selanjutnya akan menjadi daily atau 7 kali seminggu," kata Do Xuan Quang di Ha Long Bay, Vietnam, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (21/1/2019).
Jenis pesawat yang akan digunakan adalah Airbus 321 terbaru dengan kapasitas 226 penumpang. "Sekitar Desember 2019, akhir tahun ini, kami berencana terbang Ho Chi Minh–Jakarta untuk memenuhi permintaan pasar dari businessman dan government relation," ujarnya.
Promosi akan digencarkan setelah tahun baru Imlek atau akhir Januari hingga awal Februari 2019 mendatang. Penjualan tiket VietJet Air secara umum akan dimulai pada Maret 2019.
Perhitungan Kemenpar
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi menilai pembukaan rute tersebut jadi fokus dan salah satu upaya meningkatkan nilai perdagangan maupun investasi bilateral kedua negara. Pariwisata Vietnam, lanjutnya, telah berkembang pesat, termasuk pembangunan destinasinya.
"Lebih dari 5 juta wisatawan mancanegara (wisman) dari Tiongkok datang ke Vietnam pada 2018 lalu. Lebih dari 3 juta wisman dari Korea Selatan juga terbang ke Vietnam. Mereka membangun destinasinya sangat serius," kata Ibnu.
Ia juga menyampaikan bahwa perkembangan pariwisata Vietnam tak terlepas dari peran diaspora. Strategi itu bisa pula diterapkan oleh Indonesia.
Sementara itu, Menpar Arief Yahya menerangkan pada 2018, Vietnam tumbuh paling cepat dengan angka 21 persen, sedangkan Indonesia masih di angka pertumbuhan 14 persen. Pada 2017, Vietnam juga meningkat dengan pertumbuhan 30 persen, Indonesia masih di angka pertumbuhan 22 persen.
Membantu memudahkan VietJet terbang ke Indonesia, Kemenpar juga akan ambil adil dalam promosi rute penerbangan baru ke Denpasar, Bali. Menurut Menpar, 75 persen orang ke Indonesia datang menggunakan transportasi udara, sehingga kunci utamanya ada di Airport, Airlines, dan AirNav (Authority).
"Saya biasa menggunakan rumus 3A, Atraksi, Akses, Amenitas dalam mengembangkan destinasi. Dengan target 20 juta wisman di 2019, maka akses menuju ke Tanah Air harus dibuat lebih lebar, lebih luas, dan lebih mudah," ujarnya.
Ia berharap kehadiran VietJet bisa memperkuat konektivitas udara ke Tanah Air. Apalagi, maskapai berbasis biaya rendah ini atau Low Cost Carrier (LCC) sudah membuka rute di 35 kota di Tiongkok, yang berangkat dari Vietnam.
"Bisa jadi wisman Tiongkok yang sudah ke Vietnam ini dialirkan ke Indonesia. Vietnam menjadi tourism hub untuk pasar Tiongkok dan Korea Selatan," kata Menpar.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement