Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan kenaikan tajam pada awal pekan ini. Bahkan saham BNLI mampu catatkan top gainers atau saham yang alami kenaikan terbesar.
Berdasarkan data RTI, Senin (21/1/2019), saham PT Bank Permata Tbk menguat 22,70 persen ke posisi 865 per saham. Saham BNLI sempat berada di level tertinggi 880 per saham dan terendah 710 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 7.334 kali dengan volume perdagangan saham 2.725.402 saham. Nilai transaksi Rp 225,2 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, kenaikan saham PT Bank Permata Tbk didorong kabar divestasi saham Bank Permata yang kemungkinan dilakukan oleh Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk.
Ia menilai, kenaikan harga saham Bank Permata masih wajar. Ia pun menyarankan untuk hold saham Bank Permata. Hal itu asal target harga saham Bank Permata di 842 sudah tercapai.
"Divestasi saham Bank Permata yang kemungkinan akan dilakukan oleh Standard Chartered Bank dan Astra International," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saat dikonfirmasi mengenai kabar penjualan saham Bank Permata Tbk, manajemen PT Astra International Tbk tidak mengomentari rumor soal divestasi saham Bank Permata.
Investor Relation PT Astra International Tbk, Tira Adianti menuturkan, Perseroan selalu menelaah strategi bisnis dan membuat keputusan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan. Perseroan masih positif terhadap prospek jangka panjang Bank Permata.
"Astra International masih positif terhadap prospek jangka panjang Permata dan bisnis jasa keuangan di Indonesia secara umum. Hingga saat ini, tidak ada perubahan atas kepemilikan Bank Permata dan kami bersama dengan Standard Chartered Bank sebagai dua pemegang saham utama Bank Permata tetap sangat supportif terhadap Bank Permata," ujar Tira saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Per 31 Desember 2018, kepemilikan saham PT Bank Permata Tbk antara lain Standard Chartered Bank sebesar 44,56 persen, PT Astra International Tbk sebesar 44,56 persen dan publik kurang dari lima persen sebesar 10,88 persen.
Kinerja Keuangan Bank Permata
Sebelumnya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp 494,15 miliar atau Rp 17,62 per saham hingga September 2018. Perolehan laba bersih Perseroan tersebut turun 30,16 persen dari Rp 707,51 miliar (Rp 28,62 per saham) per September 2017.
Penurunan laba bersih BNLI disebabkan antara lain oleh penurunan pendapatan operasional selain bunga Bank Permata. Demikian seperti dikutip dari laporan keuangan Perseroan pada Sabtu (27/10/2018).
Sementara itu, pada kuartal III tahun ini, pendapatan operasional selain bunga Bank Permatamerosot hingga 25,3 persen menjadi Rp 1,98 triliun. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, BNLI mampu mencetak pendapatan operasional selain bunga mencapai Rp 2,65 triliun.
Di sisi lain, selama periode Januari-September 2018, Bank Permata berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih Perseroan tercatat sebesar Rp 4,17 triliun atau naik 2,7 persen dari Rp 4,06 triliun per September 2017.
Sayangnya, beban operasional perseroan juga mengalami kenaikan. Pada kuartal III 2018 kenaikan beban operasional selain bunga bersih Bank Permata mencapai 15,85 persen, dari Rp 3,28 triliun menjadi Rp 3,80 triliun.
Adapun naiknya beban operasional selain bunga bersih perseroan ini menyebabkan laba operasional turun 52,8 persen menjadi Rp 366,15 miliar dari Rp 775,66 miliar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement