Liputan6.com, Jakarta - Small MPV milik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Xpander menjadi pendatang baru dengan penjualan yang cukup tinggi. Bahkan, dalam beberapa bulan mampu mengalahkan sang raja di kelas mobil keluarga bawah, Toyota Avanza.
Namun, penjualan tinggi Mitsubishi Xpander ini tidak berlangsung stabil, bahkan jelang tutup tahun penjualan senjata terbaru pabrikan berlambang tiga berlian ini seperti kehabisan tenaga.
Dijelaskan Presiden Direktur MMKSI, Naoya Nakamura, terdapat dua alasan yang menyebabkan penjualan Mitsubishi Xpander turun.
Baca Juga
Advertisement
"Pertama, kapasitas produksi dari Xpander varian otomatis yang lebih laku kapasitasnya tidak terpenuhi di pabrik kami," jelas Nakamura, saat berbincang dengan wartawan di bilang Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Lanjut Nakamura, dengan kondisi seperti saat ini, penjualan Mitsubishi Xpander memang sedikit didorong dengan pemberian diskon untuk varian manual.
Namun, diskon yang diberikan pabrikan asal Jepang ini memang tidak terlalu besar, karena pastinya bakal berdampak buruk terhadap harga jual penantang Toyota Avanza tersebut di pasar mobil bekas.
"Tentunya, strategi ini merupakan jalan pintas tapi bukan jalan yang baik, terlebih bagi yang sudah menggunakan Xpander karena harga jual tentu akan jatuh," tambahnya.
Selanjutnya
Untuk alasan kedua, pada akhir tahun lalu, sejumlah diler yang memasarkan LMPV merek lain, melakukan diskon besar-besaran. Bahkan, besarannya bisa mencapai Rp 30 sampai 40 juta.
"Dengan melihat resale value tersebut, kita susah melakukan potongan harga, Jadi, aktifitas diskon untuk akhir tahun tidak kami tiru, ini akan berdampak buruk bagi konsumen," pungkasnya.
Sebagai informasi, untuk pencapaian tahun lalu, MMKSI mengklaim Mitsubishi Xpander mendominasi penjualan di kelas 1.500 cc. Secara detail, Mitsubishi Xpander terjual sebanyak 75.772 unit.
Advertisement