Liputan6.com, Ankara - Dalam sambungan telepon dengan mitranya di Amerika Serikat (AS), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan siap untuk mengambil alih keamanan di Manbij, sebuah kota di timur laut Suriah yang dikendalikan oleh pasukan Kurdi.
Manbij sendiri merupakan lokasi di mana empat orang pasukan AS dilaporkan tewas dalam sebuah serangan bom, pekan lalu.
Dikutip dari Al Jazeera pada Senin (21/1/2019), pernyataan dari pihak kepresidenan Turki menyebut Erdogan telah menjelaskan kepada Trump, bahwa serangan di Manbij adalah provokasi yang dilakukan oleh jaringan ISIS, guna memengaruhi ekspektasi penarikan pasukan AS dari Suriah.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, dalam sebuah pengumuman mengejutkan pada 19 Desember 2018, Trump berencana menarik 2.000 tentara AS dari Suriah timur laut, dan menyatakan bahwa ISIS telah dikalahkan.
Pernyataan itu bertentangan dengan pandangan banyak pakar keamanan dan penasihat kebijakan AS, yang menilai pengaruh ISIS belum sepenuhnya hilang.
Pada akhirnya, para pejabat AS kembali pada rencana awal, yakni mempertahankan keberadaan militer AS untuk melawan kekuatan ISIS, dan memastikan Turki memberi jaminan keamanan pada pasukan YPG Kurdi yang bersekutu dengan Negeri Paman Sam.
Komunikasi langsung antara Erdogan dan Trump berlangsung sepekan setelah percakapan telepon serupa lainnya, yang membahas tentang nasib pasukan Kurdi di wilayah timur laut Suriah,
Terletak di dekat perbatasan dengan Turki, Manbij muncul sebagai titik fokus ketegangan pasca-keputusan penarikan pasukan AS oleh Trump, di mana selama ini menjadi penghalang Turki dalam menyerang pasukan Kurdi.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah milisi yang bersekutu dengan YPG Kurdi yang didukung AS, merebut kota itu dari ISIS pada 2016.
Ankara memandang YPG sebagai kelompok "teroris" dan merupakan perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang telah puluhan tahun melancarkan kampanye separatis bersenjata di Turki.
Simak video pilihan berikut:
Gedung Putih Berkata Lain
Di lain pihak, Gedung Putih tidak menyebut tawaran Erdogan untuk mengambil alih keamanan di Manbij, tetapi mengatakan pemimpin kedua negara sepakat untuk terus mengupayakan penyelesaian negosiasi damai di Suriah timur laut.
"Presiden Trump menggarisbawahi pentingnya mengalahkan unsur-unsur teroris yang tetap ada di Suriah," ujar Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih.
"Kedua pemimpin sepakat untuk terus mengejar solusi yang dinegosiasikan untuk Suriah timur laut. Mereka juga membahas kepentingan bersama dalam memperluas hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Turki," tambah Sanders.
Presiden Donald Trump sebelumnya memperingatkan Turki untuk tidak menyerang pasukan Kurdi di Suriah, dan sempat mengancam akan menghancurkan ekonomi Turki jika itu terjadi.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan "kami tidak takut dan tidak akan diintimidasi oleh ancaman apa pun," menambahkan bahwa "ancaman ekonomi terhadap Turki tidak akan berhasil."
Advertisement