Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) sempat menguraikan, salah satu alasan yang menjadi pemicu mahalnya tiket pesawat adalah tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk pesawat yaitu avtur. Harga avtur dinilai terlalu tinggi sehingga membebani biaya operasional maskapai hingga 45 persen dari total biaya operasional.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah dan beberapa pihak terkait tengah mencari solusi mengenai tingginya harga avtur tersebut. "Ya memang itu saya bilang tadi lagi dicari titik keseimbangan, penyesuaiannya," kata Luhut di kantornya, Senin (21/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu dia juga berharap akan ada efisiensi dari pihak maskapai. "Kami juga harus lebih efisien ke depan-depan ini," ujarnya.
Mengenai tarif pesawat yang dinilai tinggi oleh masyarakat, Luhut mengaku pemerintah tidak bisa melakukan intervensi pasar. Sebab sudah ada aturan tarif batas atas dan tarif batas bawah yang sudah menjadi patokan harga. Selama tidak melebihi tarif batas atas, maka tidak ada aturan yang dilanggar.
"Kan tidak boleh kita juga intervensi market ya. Jadi biarlah market mechanism. Tapi pemerintah punya harga atas juga, jadi ya saya pikir Menteri Perhubungan sudah atur dengan bagus," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Rini: Harga Avtur RI Sudah Kompetitif
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menyatakan, harga avtur di Indonesia tidak lebih mahal ketimbang negara lain, meski begitu akan diupayakan penurunan harga.
Rini mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat, saat ini harga avtur yang dijual PT Pertamina (Persero) sudah kompetitif dibanding dengan avtur di negara lain. Namun, sedikit tinggi dari Singapura.
"Avtur kita itu kompetitif kok dibandingkan dengan negara-negara lain, di bandara-bandara harga avtur kita sangat kompetitif," kata Rini, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
BACA JUGA
Rini mengungkapkan, penetapan harga avtur sudah berdasarkan perhitungan bisnis yang diterapkan Pertamina, sebab itu harga yang ditetapkan saat ini tidak bisa segera diubah.
"Avtur ini hitungan bisnis, jadi kami mengatakan tidak bisa merombak harga, Pertamina harus menghitung secara cost-nya dulu," ujar dia.
Rini menuturkan, Pertamina akan menghitung ulang biaya penyaluran avtur di bandara. Kemungkinan akan dilakukan sedikit penurunan harga.
"Tapi kalau landing fee itu sudah kita hitung mungkin kita bisa turunkan sedikit," ujar dia.
Advertisement