Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menyelesaikan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban bencana gempa bumi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pada tahap pertama telah dibangun sebanyak 699 unit di 72 lokasi. Secara progres, hingga 20 Januar 2019 telah dikerjakan sebanyak 691 unit di 72 lokasi, di mana 217 unit yang tersebar di 30 lokasi sudah selesai.
Advertisement
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mempercepat pembangunan huntara, masing-masing kontraktor dari BUMN Karya akan terus melakukan penambahan tenaga kerja sehingga waktu kerja dapat ditambah hingga malam hari dengan sistem shift.
"Huntara yang dibangun dengan model knockdown, dimana 1 unit huntara terdiri dari 12 bilik dimana setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga," kata Menteri Basuki lewat keterangan tertulis, Selasa (22/1/2019).
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto menyatakan, semakin cepat masyarakat bisa menempati huntara maka akan semakin baik. Dengan demikian, lanjutnya, juga dapat dilakukan evaluasi kekurangan yang ditemui serta dapat mengetahui jumlah pembangunan huntara yang sesuai kebutuhan.
"Huntara yang sudah dibangun dapat menjadi standar bagi pihak-pihak yang ingin membantu dalam penyediaan hunian di Palu, Sigi dan Donggala," ungkap Arie.
Direktur Bina Penataan Bangunan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menyampaikan, dari 217 unit Huntara yang sudah diselesaikan, 26 unit diantaranya sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Di antaranya, 10 unit di Kelurahan Silae yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya pada 17 Desember 2018, serta 16 unit di Kelurahan Duyu yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya dan PT Hutama Karya pada 15 Januari 2019.
"Dari 26 unit Huntara yang sudah dihuni, sebanyak 221 bilik sudah dihuni oleh 31 Kepala Keluarga (KK) di Silae dan 191 KK di Duyu. Ada 1 unit huntara di Kelurahan Duyu yang dimanfaatkan untuk bangunan Puskesmas pembantu," beber Iwan.
Pembangunan huntara dikerjakan oleh 7 BUMN Karya dan 11 kontraktor swasta lokal. BUMN Karya yang terlibat yakni PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Nindya Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).
Iwan Suprijanto menargetkan, 699 unit huntara dapat rampung pada akhir Februari 2019. "Namun untuk dapat dihuni masih diperlukan waktu tambahan untuk pemasangan sambungan air bersih, listrik oleh PLN, dan sarana prasarana lingkungan lainnya," tuturnya.