Ma'ruf Amin Ibaratkan Ulama Seperti Daun Salam, Apa Artinya?

Namun menurut Ma'ruf, langkah Joko Widodo dengan meminang dirinya sebagai pasangan calon wakil presiden, tidak seperti kisah daun salam, mobil mogok atau pemadam kebakaran.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Jan 2019, 09:09 WIB
Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat Debat Capres Pilpres 2019 pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menceritakan kepada warga Ngawi tentang kisah ulama dan daun salam. Mantan Rais Aam PBNU ini menyebut, persamaan keduanya yang tak terpisahkan karena selalu dibutuhkan kehadirannya.

"Mana-mana calon presiden pasti dari dulu didukung ulama, karena memang ulama kerjanya tukang dukung, ibu-ibu mau memasak, daun salam itu diperlukan atau tidak? Perlu.., dicari daun salam, tapi kalau sudah masak yang pertama dibuang itu daun salam," kata Ma'ruf di Alun-Alun Ngawi, Jawa Timur, Senin, 21 Januari 2019, malam.

Selain daun salam, Ma'ruf Amin juga mengibaratkan peran ulama seperti tukang dorong mobil mogok dan pemadam kebakaran.

"Ulama itu dibilang kayak tukang dorong mobil mogok, kalau mobilnya sudah jalan, Wasallam.. Seperti tukang pemadam kebakaran, kalau kebakarannya sudah mati, Wasallam," lanjut dia.

Namun menurut Ma'ruf, langkah Joko Widodo dengan meminang dirinya sebagai pasangan calon wakil presiden, tidak seperti kisah daun salam, mobil mogok atau pemadam kebakaran. Sang petahana justru menggandeng, merangkul dan mengajak untuk bersama melangkah maju membangun Indonesia lebih baik.

"Saya bilang Pak Jokowi itu tidak hanya didukung oleh ulama, tapi menggandeng ulama. Ini penghormatan Pak Jokowi, jadi saya meminta doa restu juga dengan penghormatan ini," seru Ma'ruf kepada warga Ngawi. Banyak yang bertanya mengapa Ma'ruf Amin yang berusia 75 tahun dan notabene ulama kondang, mau maju sebagai calon wakil presiden. Padahal, dengan usia yang tidak muda lagi, Ma'ruf tidak dapat sempurna menikmati jerihnya saat sudah purnatugas.

Kepada warga Ngawi, Ma'ruf menjawab dengan sebuah kisah seorang tua dan menanam pohon. Dia mengingat, kisah ini dia dapatkan saat menimba ilmu di Madrasah Ibtidayah atau sekelas sekolah dasar (SD).

"Ada yang bertanya mengapa bapak sudah tua masih mau menanam pohon? Padahal bapak tidak akan menikmati buahnya, pohonnya belum berbuah, bapak mati duluan?", kata Ma'ruf Amin.

"Apa kata orang tua ini? Saya menanam pohon bukan untuk saya tapi untuk generasi yang akan datang," jawab Ma'ruf.

Karenanya, langkah diambil Ma'ruf saat bersama Jokowi ini adalah perjuangan untuk anak-cucu bangsa Indonesia ke depan. Dia percaya, apa yang dibangun Jokowi adalah pondasi yang harus dilanjutkan dan tak boleh mangkrak.

"Yang beliau bangun ini merupakan pondasi, kalau enggak dilanjutkan mangkrak, supaya enggak mangkrak makanya kita harus dukung Pak Jokowi," ujar dia.

Ma’ruf Amin mengatakan Jokowi mencintai ulama. Bukti kecintaan Jokowi, kata Ma’ruf, salah satunya dengan menunjuk dirinya sebagai cawapres.

"Ini penghormatan Pak Jokowi kepada Kader NU, sudah lama kader NU tidak jadi pemimpin nasional sejak zaman Gus Dur, berarti beliau mencintai ulama, karena itu saya terkesan, dan mau diajak membangun Indonesia ke depan lebih maju," kata Ma'ruf.

Ma'ruf menilai, perjuangan Jokowi dalam periode pertamanya adalah sebuah pondasi. Karenanya, dia berharap warga Ngawi bisa ikut memberikan hak suaranya untuk mendukung sang petahana di periode berikutnya, demi melanjutkan pembangunan bangsa yang lebih baik

"Yang beliau bangun ini merupakan pondasi, kalau enggak dilanjutkan mangkrak, supaya enggak mangkrak makanya kita harus dukung Pak Jokowi," jelas Ma'ruf kepada massa hadir yang disebut berjumlah ribuan ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Target di Ngawi

Ma'ruf Amin yakin dapat menyatukan suara warga Ngawi, untuk mendukungnya di Pemilu 2019. Sesuai target, kemenangan di Ngawi akan sama dengan target suara nasional yakni sebesar 70 persen.

"Target di Ngawi inginnya banyak sekali, tapi kita ingin sesuai target nasional 70 persen," kata Ma'ruf Amin.

Melihat antusiasme warga Ngawi yang hadir di alun-alun, Ma'ruf mengapresiasi semangat mereka yang mencirikan rasa persatuan dan persaudaraan. Meski kehadirannya dirasa terlalu larut, namun jumlah massa diklaim hingga ribuan ini tak jemu menunggu sang kiai, walau lumpur menggenang karena hujan sempat mengguyur.

"Saya kira malam ini cerminan dengan semangatnya luarbiasa dan ini menunjukkan sangat apresiasi dukunganya terhadap pasangan 01," yakin dia.

Mantan rais aam PBNU ini percaya, warga Ngawi, khususnya seluruh kader NU dapat bergerak bersama, menyatukan pilihan, sehingga suara dihasilkan tidak terpcecah.

"NU itu kan ada struktural dan kultural, itu semua kita rangkul dalam satu pilihan satu dukungan sehingga tak terpecah," Ma'ruf memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya