Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Median menyatakan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf dan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno hanya terpaut selisih 9,2 persen.
Terkait hal itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily meyakini Prabowo-Sandi tidak bakal mengejar. Pasalnya, kenaikan elektabilitas Prabowo yang cenderung lambat, dinilai tak bisa mengejar capres inkumben Joko Widodo dalam tiga bulan.
Advertisement
Politisi Golkar itu sendiri meragukan data hasil survei Median lantaran berbeda dengan hasil beberapa lembaga survei yang belum lama ini merilis elektabilitas Capres-Cawapres.
"Selisih 9,2 persen juga berat bagi paslon 02 untuk mengejar elektabilitas Jokowi. Karena apa? Median sendiri menyebut kenaikan suara paslon 02 cenderung lambat. Dalam 3 bulan naik sekitar 3,2 persen. Maka dalam 3 bulan ke depan, dengan pola seperti itu, paslon 01 tidak akan terkejar," jelas Ace dalam keterangan tertulis, Selasa (22/1/2019).
Lebih lanjut, Ace menjelaskan alasan mengapa Prabowo tak bakal mengejar Jokowi. Menurutnya Prabowo beberapa kali melakukan blunder dalam sebulan ini.
"Melihat berbagai blunder 02 dan semakin panasnya mesin partai 01, bisa jadi elektabilitas 01 tidak tertandingi," imbuh dia.
Belum Memilih 13 Persen
Sebelumnya, lembaga penelitian Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei elektabilitas dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang bertarung di Pilpres 2019.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih 47,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen.
Peneliti senior Median, Rico Marbun, mengatakan, jarak antar kedua pasangan ini hanya sekitar 9,2 persen.
"Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin 47,9 persen, Prabowo-Sandiaga 38,7 persen dan undecided sebesar 13 persen. Selisih suara 01 dan 02 sudah selisih satu digit, dengan 'gap' nya kurang lebih 9,2 persen," kata Rico di kawasan Cikini, Jakarta, Senin, 21 Januari 2019.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement