Liputan6.com, Jakarta - PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) mendapat tambahan pasokan listrik pada tahun ini seiring dengan pengoperasian Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) yang tengah dibangun.
Direktrur Utama PGE Ali Mundakir mengatakan, Pertamina Geothermal Energy meningkatan kapasitas terpasang dari 617 Mega Watt (MW) menjadi 672 MW pada 2019 ini.
Anak usaha dari PT Pertamina (Persero) tersebut pun mentargetkan peningkatan produksi dari 4.181 Giga Watt hour (GWh) menjadi 4.551 GWh.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagai garda terdepan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia, kontribusi PGE ini akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang," kata Ali, di Jakarta, Selasa (21/1/2019).
Kapasitas terpasang PLTP dari 617 MW pada 2018 bertambah 55 MW menjadi 672 MW pada 2019 disebabkan beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 1. Penambahan kapasitas ini menjadikan PGE sebagai pionir pengembangan panas bumi di Indonesia.
Salah satu lapangan milik perseroan yaitu Area Kamojang. Lapangan tersebut telah beroperasi selama 35 tahun dengan kapasitas terpasang yang terus meningkat. Produksi dari lapangan tersebut dimulai pada 1983 dengan kapasitas 30 MW.
Di Bawah AS
Saat ini, Indonesia, dengan berbekal total kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.949,5 MW, berada di posisi kedua di dunia tepat di bawah Amerika Serikat yang memiliki total kapasitas terpasang panas bumi 3.639 MW.
Kontribusi PGE dalam pencapaian ini termasuk yang paling besar secara badan usaha tunggal, dengan kapasitas terpasang sebesar 617 MW, disusul oleh Star Energy Geothermal Salak, sebesar 377 MW, Sarulla Operations, Ltd., sebesar 330 MW, Star Energy Geothermal Darajat II, Ltd., sebesar 271 MW, Star Energy Geothermal, sebesar 227 MW, Geo Dipa Energi, sebesar 115 MW, dan PLN sebesar 13 MW.
Beberapa terobosan inisiasi juga direncanakan akan dilakukan oleh PGE di tahun 2019, diantaranya inisiasi program optimalisasi pemanfaatan energi panas bumi di eksisting area, salah satunya dengan pengembangan small scale power plant, inisiasi portfolio pemanfaatan langsung panas bumi, seperti untuk proses pengolahan makanan dan minuman, kosmetik, serta yang tak kalah penting adalah inisiasi tindak lanjut pemanfaatan jaringan bersama.
“Secara peraturan, pemanfaatan jaringan bersama ini telah diatur dan dimungkinkan oleh Pemerintah dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, dan apabila pemanfaatan jaringan bersama ini dapat terlaksana dengan baik maka PGE dapat memberikan dukungan supply listrik secara optimal kepada unit bisnis Pertamina sehingga dapat menghemat penggunaan energi fosil dan cadangan devisa Negara,” tandasnya.
Advertisement