Konsumsi Minuman Bersoda Setelah Olahraga Sebabkan Ginjal Rusak

Para peneliti menemukan peningkatan risiko cedera ginjal akut setelah seseorang mengonsumsi minuman bersoda setelah berolahraga

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Jan 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi Foto Minuman Soda (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi minuman bersoda dingin setelah berolahraga memang terasa menyegarkan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan ada bahaya jika Anda sering melakukan ini, khususnya terhadap ginjal.

Dilansir dari Medical News Today pada Selasa (22/1/2019) para peneliti dari University at Buffalo, New York baru-baru ini melihat dampak minuman bersoda terhadap kesehatan ginjal selama dan setelah aktivitas fisik. Temuan mereka telah dipublikasi di American Journal of Physiology—Regulatory, Integrative, and Comparative Physiology.

Saat berolahraga di lingkungan yang panas, aliran darah melalui ginjal akan berkurang. Ini membantu tubuh mengatur tekanan darah dan menghemat air. Kondisi tersebut merupakan respon yang normal dan tidak berbahaya. Namun, penurunan tajam aliran darah melalui ginjal bisa menyebabkan cedera ginjal akut (acute kidney injury/AKI) karena penurunan pasokan oksifen ke jaringan.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa olahraga secara umum, di suhu yang lebih tinggi, meningkatkan biomarker AKI. Di saat yang sama, mengonsumsi minuman ringan fruktosa tinggi meningkatkan risiko AKI pada tikus yang mengalami dehidrasi.

"Tujuan penelitian kami adalah untuk menguji hipotesis bahwa mengonsumsi minuman ringan selama dan setelah berolahraga saat panas meningkatkan biomarker AKI, dibandingkan dengan uji coba kontrol air," tulis para peneliti.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Proses penelitian

Ilustrasi Foto Minuman Soda (iStockphoto)

Para peneliti melihat 12 orang dewasa yang sehat dan bugar secara fisik dengan usia rata-rata 24 tahun. Para peserta ini kemudian melakukan 30 menit treadmill dan 15 menit tambahan untuk melakukan tiga latihan yang dirancang untuk meniru pekerjaan fisik di pertanian.

Setelah 45 menit aktivitas fisik, para peserta bersantai selama 15 menit. Kemudian, mereka diberikan 16 ons minuman beraroma sitrus, fruktosa tinggi, berkafein, dan juga air. Mereka mengulangi siklus selama satu jam ini sebanyak empat kali.

Satu minggu kemudian, para peserta kembali dan melakukan rutinitas ini empat jam sekali lagi. Kali ini, mereka yang mengonsumsi minuman bersoda di percobaan pertama mendapatkan air dan sebaliknya.

 


Bukan minuman yang ideal

Ilustrasi Foto Minuman Soda (iStockphoto)

Saat para peneliti mengukur tubuh mereka seperti detak jantung, suhu inti, berat badan, dan tekanan darah, peserta yang dalam percobaan mengonsumsi minuman bersoda mengalami dehidrasi ringan dan kadar vasopresin yang lebih tinggi. Hormon ini meningkatkan tekanan darah.

Mereka juga melihat adanya peningkatan kadar kreatinin dalam darah serta berkurangnya laju filtrasi glomerulus. Keduanya adalah penanda untuk AKI. Pada orang yang mengonsumsi minuman ringan, kedua penanda ini terlihat.

"Konsumsi minuman ringan selama dan setelah berolahraga di tempat panas tidak membuat rehidrasi. Jadi mengonsumsi minuman ringan sebagai minuman rehidrasi selama berolahraga di tempat panas tidaklah ideal," tulis mereka.

"Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat efek jangka panjang dari konsumsi minuman ringan selama latihan saat panas dan hubungannya dengan risiko (penyakit ginjal)."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya