3 Trik Sukses agar Bisnis Tetap Tumbuh di Tahun Politik

Simak kiat-kiat ini, supaya bisnis tetap bertumbuh di tahun politik.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 22 Jan 2019, 18:00 WIB
Ilustrasi Grafik Perkembangan, Penjualan, dan atau Pencapaian Perusahaan dan Bisnis. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Saat Donald Trump bertarung dengan Hillary Clinton memperebutkan kursi presiden Amerika Serikat, seluruh dunia menantikan hasil pemilu AS dengan rasa penasaran dan harap-harap cemas. Arah perekonomian AS bergantung pada siapa pemenang pemilu.

Masing-masing kandidat presiden AS itu punya visi berbeda. Hillary, istri mantan presiden AS, dicalonkan oleh Partai Demokrat--partai yang dua periode berturut-turut membawa Barack Obama memenangkan pemilu AS. Sedangkan Trump adalah seorang pengusaha properti dengan profil yang kontroversial, kandidat dari Partai Republik.

Masa kampanye berlangsung dalam durasi yang cukup panjang, berbulan-bulan, dan dalam suasana yang “panas”. Butuh dana besar, nafas panjang, dan mental pejuang.

Orasi politik dengan nada menyerang, mewarnai setiap sesi kampanye. Suhu politik panas dimana-mana. Secara historis, orang Amerika biasanya akan memilih untuk memilih kandidat dan partai yang sama. Dan jika perekonomian sulit, mereka akan menuntut perubahan.

Situs Chicagotribune.com melaporkan, gerai-gerai burger Red Robin di berbagai kota di AS terlihat sepi pengunjung, saat tahun politik berlangsung.

Diungkapkan Denny Marie Post, Chief Executive Red Robin, penjualan burger memang sedang melambat. Alhasil, laba perusahaan turun 32 persen. Demikian pula harga saham, turun dua digit.

“Tampaknya konsumen telah pulang ke rumah dan menarik selimut di atas kepala mereka,” ungkap Chief Executive Red Robin, dengan nada satire (15/8/2016).

Senada dengan itu, seorang eksekutif di perusahaan ritel Home Shopping Network mengatakan bahwa tahun politik menghasilkan nada yang negatif, bahkan ketakutan, yang memengaruhi bisnis.

Demikian pula produsen spring bed terkemuka, Tempur-Sealy. Fokus kepada politik telah mengalihkan perhatian konsumen dari pentingnya tidur nyenyak, keluh eksekutif di perusahaan produsen ranjang empuk tersebut.


Tahun Politik di Indonesia

Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tahun politik di Indonesia juga berlangsung cukup panjang. Dimulai dari masa kampanye pemilihan kepala daerah serentak Juni tahun lalu. Atau malah bisa ditarik jauh ke belakang lagi, dimulai sejak Pilkada Jakarta tahun 2017.

Dinamika perpotikan di tahun politik ini nyaris sama saja dengan di Amerika. Suhu politik betul-betul panas. Mungkin menjadi yang terpanas sepanjang sejarah pemilu di Indonesia. Media sosial dan percakapan publik dipenuhi dengan konten ujaran kebencian, hoax, dan propaganda.

Perbedaan pilihan dalam pemilu lantas membuat hubungan pertemanan dan persaudaraan merenggang, bahkan terputus secara online maupun offline. Dan, tak seorangpun dapat memastikan, kapan panasnya suhu politik di Indonesia akan mereda.

Jurus Bisnis di Tahun Politik

Meskipun suhu politik memanas, namun bisnis harus dapat berjalan dengan adem. Belajarlah dari setiap situasi. Kalangan dunia usaha umumnya punya strategi tersendiri dalam menghadapi ketidakpastian di tahun politik.

Dikutip dari berbagai sumber, Halomoney.co.id telah merangkum jurus-jurus bisnis di tahun politik yang sering dilakukan pengusaha. Berikut uraiannya:

1. Menahan investasi besar

Mega proyek yang membutuhkan investasi besar selalu dijalankan atau dimulai pada saat yang tepat. Yakni, ketika kondisi perekonomian dan politik di dalam negeri dalam keadaan baik.

Keadaan kondisi tersebut berkebalikan dengan kondisi yang terjadi di tahun politik. Oleh karena itu, sebagian pelaku industri memilih untuk menahan rencana investasi besar mereka sampai dengan dilantiknya presiden baru atau kabinet pemerintahan yang baru.

Strategi menahan investasi besar ini, diantaranya, dilakukan oleh perusahaan elektronik asal Korea Selatan. Mereka menunggu hasil pemilu sebelum berinvestasi untuk proyek-proyek besar di Indonesia.


2. Menaikan target

Ingin Membangun Bisnis tapi Masih Bingung Mulai dari Mana? Yuk, Coba Lima Tips Ini!

Tidak semua kalangan menganggap tahun politik dengan sikap pesimis. Ada yang justru menaikan targetnya. Contohnya dilakukan oleh industri perbankan, tepatnya Bank Tabungan Negara (BTN). Bank ini menaikan target Pembiayaan KPR tahun 2019 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Strategi yang akan dilakukan oleh BTN pada tahun politik ini, diantaranya:

- Memperkuat kontribusi pertumbuhan KPR Subsidi.

- Meningkatkan pertumbuhan KPR Non Subsidi dengan skema KPR segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan aparatur sipil Negara.

- Memperkuat peran housing finance center.

- Mengembangkan inisiatif yang mendukung pengembangan bisnis developer hunian bersubsidi.

- Menggabungkan beberapa strategi

Menjalankan satu jurus bisnis saja dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian terkadang tidaklah cukup. Perlu beberapa jurus untuk menghadapi suatu situasi. Oleh karena itu, menurut Founder dan Chairman Markplus Inc Hermawan Kartajaya, diperlukan skenario marketing dengan perencanaan matang, cermat, tepat dan disertai strategi bisnis yang bisa direalisasikan.

“Harus ada beberapa skenario strategis, karena tahun pemilu situasinya tidak pasti,” kata Hermawan.

3. Milenial branding dan digital branding

Generasi milenial adalah segmen pasar terbesar saat ini. Jadi, penting untuk membidik kaum milenial sebagai sektor branding yang potensial.

Millenial branding artinya memasarkan ke pasar paling besar saat ini, yaitu generasi millenial. Pendekatannya berbeda, tidak bisa lewat iklan konvensional saja, tapi lewat bagaimana brand engage dengan mereka. Media sosial harus dimanfaatkan,” ungkap Hermawan Kartajaya.

Para pengusaha yang telah memiliki kanal penjualan offline tetap membutuhkan kanal penjualan online. Lansekap bisnis berbeda-beda dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, lanjut Hermawan, digital branding perlu dibangun, kendati sedang berlangsungnya tahun politik. Sebab, harus selalu dicari kesempatan untuk membuat pertumbuhan bisnis.


Peluang Bisnis di Tahun Politik

Para pendukung Capres dan Cawapres nomor urut 01 dan 02 saat nonton bareng Debat Perdana Pilpres di kawasan Gedung Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Meskipun tidak diperbolehkan masuk pendukung kedua pasangan tetap antusias. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Untuk pertama kalinya dalam pemilu demokratis di Indonesia, pencoblosan calon presiden dan calon legislatif dilakukan serentak waktu penyelenggaraannya. Para tim sukses capres maupun caleg ini akan bekerja keras dalam waktu yang bersamaan untuk memenangkan pemilu.

Dibutuhkan berbagai barang dan jasa untuk mendukung suksesnya capres dan caleg. Masa kampanye akan menjadi peluang bagi kalangan bisnis. Memang tak semua kalangan bisnis akan menikmatinya. Namun, setidaknya, pengusaha yang bergerak di bidang pengadaan atribut-atribut kampanye bakal mendulang berkah rezeki tahun politik.

Selain itu, banyaknya kegiatan pengumpulan massa, mobilisasi masa dari satu lokasi kampanye ke lokasi lainnya, akan memberikan peluang bagi bisnis makanan dan rental kendaraan. Snack, biskuit, minuman kemasan, dan nasi bungkus, adalah produk yang paling laris dipesan saat masa kampanye.

Pemilu bukanlah hal baru bagi masyarakat yang hidup di dalam negara yang mengusung sistem demokrasi. Tetaplah bersikap optimis meski berada di dalam situasi ketidakpastian di tahun politik.

Sedia payung sebelum hujan, pastikan Anda mendapatkan pendanaan modal usaha yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya