Timses Jokowi-Ma'ruf Ingin Durasi Debat Diperpanjang

Menurutnya, penambahan waktu debat itu juga sangat penting ketika paslon menyampaikan visi-misi atau menjawab dari paslon lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2019, 08:36 WIB
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima, ingin waktu debat pilpres diperpanjang. Terlebih waktu dalam penyampaian visi-misi oleh para paslon.

"Hal yang menyangkut waktu, nanti akan disampaikan untuk bisa lebih rileks tidak terlalu kaku, sehingga paslon bisa menyampaikan substansi dari visi-misi program kerjanya, dari situ nantinya peran moderator itu diharapkan tidak terlalu rigit," kata Aria di Rumah Cemara, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).

Menurutnya, penambahan waktu debat itu juga sangat penting ketika paslon menyampaikan visi-misi atau menjawab dari paslon lain. Hal itu juga agar pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dipahami dan dimengerti.

"Masing-masing kandidat bisa menyampaikan lebih mendalam, tujuan kita kan bukan soal menang kalah debat, tapi menyampaikan ke rakyat apa sebenarnya mengatasi persoalan ke depan sesuai tema yang ada," ujarnya.

Dia mengungkapkan, dalam debat berikutnya nanti, pihaknya ingin agar Ma'ruf Amin lebih mendominasi atau lebih banyak berbicara.

"Iya kita juga ingin beberapa hal ada pembagian, intinya proporsional membagi waktu. Untuk Pak Maruf lebih banyak. Besok kan capres doang. Pak Ma'ruf ini bener bener menempatkan pada porsi yang dia butuh ngomong," ungkapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tetap Jadi Ulama

Meski begitu, Ma'ruf akan tetap sebagai ulama terlebih dalam menyampaikan visi-misi atau menjawab pertanyaan dengan menggunakan ayat-ayat seperti sebelumnya.

"Iya ulama tetep, yang penting Pak Maruf itu doa, untuk jalannya, bagaimana warna keislaman dan keumatan itu harus dinarasikan," terangnya.

 

Reporter: Nur Habibi

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya