Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, sederet aplikasi palsu atau terinfeksi malware semakin marak bermunculan di Google Play store.
Peneliti keamanan dari ESET, Lukas Stefanko, mendapati ada 15 aplikasi GPS palsu beredar di toko aplikasi Android tersebut.
Dikutip dari laporan ESET, Rabu (23/1/2019), aplikasi GPS palsu itu hanya membuka Google Maps atau menggunakan API-nya ketika di install.
Baca Juga
Advertisement
Tak ada fitur tambahan yang disertakan oleh pengembang ke dalam aplikasi buatannya, selain menampilkan deretan iklan yang menganggu.
Stefanko mengungkap, 15 aplikasi GPS palsu tersebut secara kolektif telah di install lebih dari 50 juta kali.
Adapun aplikasi GPS palsu yang masuk ke dalam daftar, termasuk GPS Route Finder, GPS Live Street Maps, dan Maps GPS Navigation, dan masih banyak lagi.
Tiru Aplikasi GPS Asli
Lebih lanjut, aplikasi ini berpura-pura menjadi aplikasi navigasi berfitur lengkap.
Nyatanya, yang pengembang lakukan hanyalah membuat tahap penggunaan yang tidak berguna antara pengguna dan aplikasi Google Maps.
Guna menarik pengguna yang tak cermat, pengembang memakai screenshot palsu yang dicomot dari aplikasi navigasi lain.
Stefanko pun telah melaporkan aplikasi ini ke Google lebih dari sebulan yang lalu, tetapi hingga saat ini 15 aplikasi GPS palsu tersebut masih ada di Google Play.
Advertisement
Rahasia di Balik Aplikasi GPS Palsu
Adapun tujuan aplikasi GPS palsu ini adalah meraup untung dari pendapatan iklan.
Mereka secara jelas tidak memiliki teknologi Navigasi atau pengetahuan, hanya menyalahgunakan Google Maps.
"Setelah pengguna mengklik pada Drive, Navigate, Ruoute, My Location atau opsi lainnya, aplikasi Google Maps dibuka," ucap Stefanko.
Bahkan, salah satu aplikasi meminta uang ke pengguna agar dapat menghapus iklan.
Ini berarti, pengguna secara tidak sadar sedang membayar untuk sebuah layanan gratis dan sudah terinstal di smartphone Android-nya.
(Ysl/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :