Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, kondisi pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Elpiji di Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam kondisi aman. Saat ini sebagian wilayah tersebut mengalami banjir.
Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region VII, Roby Hervindo mengatakan, intensitas hujan yang tinggi di sebagian Sulawesi Selatan membuat beberapa jalan di wilayah tersebut terendam banjir. Kondisi ini sempat membuat penyaluran BBM mengalami kendala.
"Pagi tadi kita dilaporkan banyak lokasi yang terkendala banjir, terutama daerah Jeneponto Bantaeng dan Bulukumba. Makassar, Maros, Gowa longsor," kata Roby, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu 23/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Roby menegaskan, meski ada jalan terputus, stok BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih cukup. Pada Rabu siang, banjir di beberapa jalan sudah surut, sehingga bisa dilakukan pengiriman BBM dari Terminal BBM Makasar dengan begitu kegiatan penyaluran BBM tetap normal.
"Stok masih cukup. Per siang ini jalan sudah surut, jam 12 ini sudah bongkar muatan," tutur dia.
Roby menuturkan, Pertamina telah mempersiapkan untuk mengalihkan pasokan BBM dari Terminal BBM Pare-Pare, jika jalan yang dilalui dari Terminal BBM Makasar mengalami kendala. Untuk pasokan Elpiji saat ini masih dalam keadaan aman.
"Kita sudah siapkan rencana alih suplai kalau dari Makasar terkendala kita pasok dari Pare-Pare. Untuk Elpiji masih aman tidak ada alih pasok," ujar dia.
Hujan Sehari Semalam, Sebagian Makassar Banjir
Sebelumnya, sebagian wilayah Kota Makassar terendam banjir akibat hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu dan sekitarnya sejak Senin, 21 Januari 2019 malam, hingga Selasa siang 22 Januari 2019
Ada sejumlah titik di wilayah Kota Makassar terendam air. Sementara ini tim gabungan penanggulangan bencana sudah turun ke lokasi tersebut untuk memberikan bantuan.
"Sekaligus melakukan evakuasi terhadap warga korban terdampak," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Taufiek Rahman.
Ia menyebut, beberapa titik fokus perhatian sementara dari BPBD Makassar di antaranya kawasan permukiman Kodam III Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya. Lokasi ini berbatasan dengan Kabupaten Maros yang berdekatan dengan anak sungai di wilayah itu.
Kondisi banjir di kawasan tersebut, terutama di Lorong Kotipa 16-14, volume genangan air mencapai sekitar 1,3-1,5 meter. Selain itu juga, di Lorong Kotipa 08-13, ketinggian airnya sudah mencapai satu meter atau setinggi dada orang dewasa, sementara di Lorong Kotipa 6-7 ketinggian air mencapai 50-70 sentimeter.
"Akibat hujan yang turun dengan intensitas sedang di Kabupaten Maros dan Kota Makassar, sehingga air terus bertambah sekitar satu sentimeter per jam," ujar Taufiek saat memantau sejumlah lokasi, dilansir Antara.
Untuk itu, kata dia, BPBD Kota Makassar telah menyiagakan lima unit perahu karet di kawasan Perumahan Kodam III serta empat unit perahu karet di kawasan Perumnas Antang Blok 10 Kecamatan Manggala dan sekitarnya.
Selain di kedua kawasan perumahan yang selalu menjadi langganan banjir setiap musim hujan itu, lanjut dia, Tim BPBD Kota Makassar juga terus memantau di kawasan Perumahan Swada III Jalan Batua Raya.
Taufiek mengatakan, saat ini tim gabungan dari BPBD Makassar, SAR Brimob, PMI Kota Makassar, dan Dinsos Kota Makassar sudah turun ke beberapa lokasi tersebut, terutama di kawasan Perumahan Kodam III untuk melakukan proses evakuasi terhadap warga di lokasi itu.
"Beberapa warga sudah mengungsi di rumah kerabatnya yang tidak jauh dari lokasi banjir itu. Kami juga terus memantau perkembangan serta melakukan evakuasi bagi rumah warga yang terendam banjir di kawasan Kodam III," katanya.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto telah menginstruksikan kepada seluruh camat dan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk serius waspada terkait kondisi cuaca ekstrem yang melanda Makassar sejak Selasa (22/1) dini hari.
"Pemkot Makassar berupaya meminimalisir risiko bencana yang mungkin terjadi. Kita berharap Makassar selalu berada dalam lindungan-Nya, dan terhindar dari risiko bencana," papar Wali Kota saat kegiatan apel siaga hari ini.
Ia juga mengingatkan warga agar selalu waspada dan memilih berada di rumah jika tidak ada hal penting dan mendesak yang mengharuskan berada di luar rumah.
Berdasarkan data BPBD Kota Makassar, ada empat kecamatan seperti Kecamatan Manggala, Tamalanrea, Biringkanaya dan Panakukang, yang dianggap rawan bencana genangan air akibat cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi yang terjadi sejak akhir tahun 2018 sampai awal 2019.
Di wilayah bagian timur Makassar yang rawan tergenang air, yakni Kecamatan Manggala meliputi Jalan Tamangapa Raya III, Kampung Bontoa RW 05, Romang Tangaya RW 06, Blok 10 dan Kompleks Pemda dan Perumnas Antang.
"Termasuk kawasan Perumnas Antang Blok VIII RW 08, Kompleks IDI di Jalan Laimena RW 02 dan RW 05, serta Jalan Swadaya Mas RW 03," ujar Kasubag Program Data dan Evaluasi BPBD Makassar, Nurhaeni.
Sementara di Kecamatan Biringkanaya seperti di Kelurahan Paccerakkang Kampung BTN Mangga Tiga RW 012, Katimbang RW 015, Nusa Harapan Permai RW 019, dan BTN Kodam III.
Selanjutnya, di Kecamatan Tamalanrea meliputi Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC, AD, AE, AF, dan Perumahan Bung. Sedangkan di Kecamatan Panakukang yakni Asrama Polisi Panaikang RW 1, RW 2, dan RW 7.
Di sejumlah jalan protokol seperti sebagian Jalan Andi Pangeran Pettarani, Jalan Hertasning, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Alauddin terlihat genangan air akibat hujan deras mencapai sekitar 30 sentimeter, sehingga membuat kondisi arus lalu lintas kendaraan melambat hingga macet.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement