Peluncuran Satelit Nusantara Satu Molor, Ini Kata Bos PSN

Menurut Direktur Utama Direktur Utama PSN, Adi Rahman Adiwoso, kemunduran waktu merupakan hal yang biasa di dunia satelit, selama hal itu dilakukan untuk memastikan kesuksesan peluncurannya.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Jan 2019, 15:12 WIB
Direktur Utama PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Peluncuran satelit Nusantara Satu milik PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengalami kemunduran, dari yang awalnya pada akhir 2018 menjadi 18 Februari 2019 (19 Februari, waktu Indonesia) di Cape Canaveral, Amerika Serikat (AS).

Menurut Direktur Utama Direktur Utama PSN, Adi Rahman Adiwoso, kemunduran waktu merupakan hal yang biasa di dunia satelit, selama hal itu dilakukan untuk memastikan kesuksesan peluncurannya.

"Di dunia satelit itu, sudah bisa terjadi jika ada terjadi kemunduran. Hal ini bisa disebabkan berbagai hal, bisa dari perusahaan roketnya, atau memang ada kemunduran lain dari satelit sebelum kita, jadi kita digeser," jelas Adi saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Mengingat berbagai kemungkinan penyebab kemunduran peluncuran satelit, PSN pun memilih untuk mengikutinya.

Hal ini dilakukan untuk memastikan peluncuran satelit dapat berjalan dengan baik nantinya untuk hasil maksimal.

"Kalau misalnya dari faktor roket, jika roketnya tidak siap kami tidak bisa memaksa. Roket itu harus dalam kondisi prima. Semua persiapan harus 100 persen," tuturnya.

Satelit Nusantara Satu akan meluncur menggunakan roket peluncur Falcon-9 dari Space X.

Satelit yang dibuat oleh Space System Loral (SSL) ini merupakan High Throughput Satellite (HTS) pertama dari Indonesia.

Satelit dengan teknologi HTS dan Electric Propulsion terbaru ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan layanan akses internet di seluruh wilayah Indonesia.

 


Layanan Internet Broadband yang Jauh Lebih Besar

Direktur Utama PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso. Liputan6.com/Andina Librianty

Teknologi HTS dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas jauh lebih besar, dibandingkan satelit konvensional untuk alokasi spektrum yang sama.

Sementara itu, teknologi Electric Propulsion membuat satelit menjadi lebih hemat biaya, dan efisien karena beratnya menjadi sangat ringan, serta membuat biaya investasi lebih terjangkau.

Kehadiran satelit komunikasi ini diharapkan dapat menutup kesenjangan konektivitas internet di seluruh wilayah Indonesia.

Adi memeperkirakan, saat ini ada 25 ribu desa yang tidak memiliki koneksi internet yang memadai.

"Kehadiran satelit ini akan membuat lebih banyak daerah di Indonesia terkoneksi internet. Tiap bulan kami tambah 300-500 desa, dan dengan satelit ini bisa lebih efisien dan cepat untuk mencapai 25 ribu desa di Indonesia," tuturnya.


Area Cakupan Satelit Nusantara

Konferensi pers peluncuran Satelit Nusantara Satu. Liputan6.com/Andina Librianty

Satelit Nusantara Satu akan mencakup seluruh wilayah Indonesia hingga Asia Pasifik.

Satelit ini akan ditempatkan di slot orbit 146 Bujur Timur (BT), yang bakal bergerak bersamaan dengan rotasi bumi. Posisinya tepat berada di atas Papua.

Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band, serta delapan spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 13,5 Gbps. Coverage (area cakupan) satelit ini hingga ke seluruh wilayah Indonesia.

PSN akan mengendalikan Nusantara Satu melalui Satellite Control Center yang berlokasi di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Pengoperasiannya akan dilakukan oleh PT PSN Enam Indonesia, yang merupakan anak usaha dari PSN. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) bertindak sebagai penjamin asuransi Nusantara Satu.

Sejauh ini sudah ada beberapa pihak yang tertarik menggunakan layanan satelit Nusantara Satu.

"Dari sisi pelanggan, sudah ada beberapa, seperti dari divisi broadband PSN, beberapa UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), internet cafe, selain itu juga ada dari pemerintah," ungkap Adi.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya