Gonzalo Higuain, Jawaban Chelsea terhadap Produktivitas Buruk

Chelsea segera merekrut Gonzalo Higuain pada bursa transfer Januari.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 23 Jan 2019, 17:15 WIB
Gonzalo Higuain coba menjawab kebutuhan Chelsea terhadap striker tajam. (AP Photo/Antonio Calanni)

Liputan6.com, Jakarta - Perburuan Chelsea terhadap striker tajam berujung pada Gonzalo Higuain. The Blues hampir pasti mendatangkan Gonzalo Higuain pada bursa transfer Januari 2019.

Chelsea, AC Milan, dan Juventus dilaporkan sudah mencapai kesepakatan terkait transfer pemain asal Argentina itu dan segera diresmikan dalam waktu dekat.

Higuain akan mencoba menjawab kebutuhan The Blues terhadap penyerang subur, sesuatu yang acap terjadi sejak Roman Abramovic berkuasa.

Biliuner berkebangsaan Rusia sudah mengeluarkan ratusan juta poundsterling untuk mempertajam lini depan, mulai Mateja Kezman, Hernan Crespo, Andriy Shevchenko, Claudio Pizarro, Fernando Torres, Radamel Falcao, Alexandre Pato, hingga terakhir Alvaro Morata.

Setiap individu itu memiliki reputasi mentereng di tempat lain, tapi semuanya terpuruk di Chelsea. Terbilang hanya dua striker pembelian Abramovich yang sukses, yakni Didier Drogba dan Diego Costa.


Stok Striker Chelsea

Alvaro Morata. (AFP/Glyn Kirk)

Penyebab keterpurukan striker Chelsea beragam. Khusus musim ini, Morata gagal memenuhi ekspektasi dan kesulitan beradaptasi di Inggris.

Selama satu setengah musim di Stamford Bridge, pemain berusia 26 tahun tersebut hanya mendulang 24 gol dari 76 pertandingan di seluruh kompetisi. Angka mengecewakan bagi pemain berbanderol 75 juta poundsterling.

Kondisi Olivier Giroud lain lagi. Dia menegaskan reputasi sebagai penyerang berguna namun tidak mencetak gol, seperti ketika membawa Timnas Prancis memenangkan Piala Dunia 2018. Hingga kini Giroud baru menyumbang 10 gol hasil 43 laga.

Chelsea juga tidak percaya Michy Batshuayi dan Tammy Abraham hingga meminjamkan keduanya ke klub lain. Batshuayi berada di Valencia dan Abraham membela Aston Villa.

Dalam kondisi ini, The Blues menjadi begitu bergantung pada Eden Hazard. Kinerja tim pun berpengaruh ketika playmaker berkebangsaan Belgia itu dimatikan lawan. 


Hubungan Sukses

Gonzalo Higuain dan Maurizio Sarri mencatat kesuksesan di Napoli. (AFP/Carlo Hermann)

Situasi ini membuat Chelsea berpaling ke Higuain. Produktivitas mantan bomber Real Madrid itu pada 2018/2019 sebenarnya juga tidak mentereng. Dia cuma menciptakan delapan gol di 22 penampilan.

Namun, Higuain tetap menjadi prioritas manajer Maurizio Sarri. Wajar, keduanya menikmati hubungan baik semasa di Napoli.

Higuain membukukan musim tersubur sepanjang kariernya kala membuat 38 gol dari 42 partai pada 2015/2016. Sebanyak 36 di antaranya hadir di Serie A, dia menyamai rekor berusia 87 tahun milik Gino Rossetti.

"Saya berterima kasih kepada Sarri. Dia sangat membantu dan mendorong saya agar selalu berkembang. Dan saya selalu mendengar," kata Higuain, dilansir Sky Sports.


Kehilangan Performa

Di sisi Higuain, transfer ke Chelsea merupakan usahanya untuk menemukan performa terbaik. Kesuksesan bersama Napoli pada 2015/2016 berbuah transfer ke Juventus. Dia kemudian memenangkan masing-masing dua titel Serie A dan Coppa Italia. 

Namun, sosok berusia 31 itu terbuang ke AC Milan menyusul kedatangan Cristiano Ronaldo musim panas lalu. Sempat menunjukkan kehebatan di awal kampanye, Higuain perlahan kehilangan performa.

"Saya tidak mengira Higuain bakal meninggalkan AC Milan secepat ini. Tapi jelas ada yang salah dengannya di sana," ungkap pelatih Juventus Massimiliano Allegri. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya