Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan laba bersih Rp 15,02 Triliun sepanjang 2018. Angka tersebut mengalami pertumbuhan 10,3 persen year on year (yoy), jika dibanding 2017 yang sebesar Rp 13,62 triliun.
Direktur BNI Adi Sulistyowati mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit yang tembus 16,2 persen di 2018. Pertumbuhan tersebut juga mendorong pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih atau Net Interest Income/NII).
"NIM tumbuh 11,0 persen yoy yaitu dari Rp 31,94 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 35,45 triliun pada akhir 2018," kata Adi dalam acara paparan kinerja, di Gedung BNI, Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
NII tersebut menjadi sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang utama. Selain itu, pertumbuhan Laba Bersih BNI juga ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Non-Bunga sebesar 5,2 persen yoy yaitu dari Rp 11,04 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 11,61 triliun pada akhir 2018.
"Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari Trade Finance, pengelolaan rekening,danfee bisnis kartu," ujarnya.
Dia mengungkapkan, pencapaian laba bersih BNI ini juga didukung dari membaiknya kualitas aset, ditunjukkan oleh NPL Gross yang membaik dari akhir 2017 sebesar 2,3 persen menjadi 1,9 persen di akhir 2018.
"Sehingga BNI mampu menekan creditcost dari 1,6 persen pada akhir 2017 menjadi 1,4 persen pada akhir 2018," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Efisiensi
Di sisi lain, dia menyebutkan coverage ratio meningkat dari 148,0 persen pada akhir Desember 2017 menjadi 152,9 persen pada Desember 2018 untuk mengantisipasi kondisi global yang challenging di tahun 2019.
"BNI juga berhasil meningkatkan efisiensi di dalam operasionalnya selama 2018, tercermin dari Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik menjadi 42,5 persen pada Desember 2018, dibandingkan posisi Desember 2017 yang sebesar 43,9 persen," ujarnya.
Dia menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh keberhasilan BNI dalam menjaga pertumbuhan Biaya Operasional (OPEX) tetap pada level 6,8 persen.
"Kombinasi pertumbuhan NII, peningkatan Pendapatan Non Bunga, perbaikan kualitas Aset, dan efisiensi OPEX telah menumbuhkan laba bersih BNI sebesar 10,3 persen pada akhir tahun 2018. Dengan profitabilitas tersebut, BNI mencatatkan pertumbuhan Return on Equity (ROE) dari 15,6 persen menjadi 16,1 persen yoy," ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement