Strategi PPP agar Kadernya Satu Suara Dukung Jokowi-Ma'ruf

Menurut Arsul, persentase dukungan kader PPP ke Jokowi-Ma'ruf terus meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2019, 15:08 WIB
Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir dan Arsul Sani mendatangi Bawaslu

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arsul Sani menilai wajar jika kader partainya masih belum solid mendukung pasangam capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Hal ini terkait dengan hasil survei Indikator yang menyatakan 43,2 persen kader PPP mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.

"Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja terutama untuk PPP dan Golkar karena ini memang ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo lalu kemudian kepada Pak Jokowi," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/1/2019).

Menurut Arsul, persentase dukungan kader PPP ke Jokowi-Ma'ruf juga terus meningkat. Terutama setelah PPP bergabung ke pemerintahan dan mendapat jatah kursi menteri.

"Nah, tingkat dukungan ini meningkat terus," ungkapnya.

Meski begitu, Arsul mengakui jumlah kader yang terpecah dukungannya atau split voters di Pilpres 2019 masih ada. Namun, jumlah itu hanya 15 persen. Dia juga yakin ke depannya suara PPP akan terus bulat mendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Kalau di struktur kita bicara di struktur, boleh dibilang sudah 85 persenan-lah ke Pak Jokowi kita bicara struktur-struktur. Itu artinya mulai dari DPP sampai tingkat ranting," ucapnya.

Selain itu, Arsul mengungkap salah satu strategi PPP untuk membulatkan suara dukungan pada pasangan Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya dengan melakukan micro canvasing dan micro targeting.

"Ya, micro canvassing dan micro targeting. Kalau dilihat Pak Romi itu jadi ketum, dia tidak nyaleg. Salah satu alasannya ya itu agar bisa ke mana-mana," kata Arsul.

Menurut dia, tidak ada cara lain selain melakukan micro canvasing dan mico targeting. Di mana PPP berusaha turun langsung dan melakukan sosialisasi langsung.

"Kalu kita kontrol lewat medsos kan yang ada ribut saja. Maka, satu-satunya cara ya dengan micro targeting micro canvasing. Datangin orangnya, diajak diberi informasi tentang yang sebenarnya," ungkap Arsul.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hasil Survei Indikator

Sebelumnya diberitakan, hampir semua partai politik tak memberikan dukungan bulat dan penuh pada pasangan calon presiden-wakil presiden yang mereka usung dan dukung. Hal itu berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia soal Pilpres 2019 yang dilakukan pada 16-26 Desember 2018.

Dalam partai koalisi Joko Widodo- Ma'ruf Amin, hanya Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang 100 persen mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01. Sedangkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 66,6 persen yang mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,0 persen mendukung Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.

Lalu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP) ternyata ada 6,0 persen yang mendukung Prabowo-Sandi. Dan sebanyak 90,1 persen yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Kemudian, Partai Golkar hanya 62,1 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 31,2 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.

Selanjutnya, hanya sebanyak 69,6 persen Partai NasDem mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,8 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi. Untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 53,7 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 43,2 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.

 

Reporter: Sania Mahasbi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya