BPBD Sulsel Sebut 25 Orang Masih Hilang Akibat Banjir

Berdasarkan data yang dirilis, jumlah pengungsi akibat bencana alam terkait dengan musim hujan di daerah itu telah mencapai 3.321 orang. Ribuan pengungsi itu berasal dari beberapa kabupaten, seperti Gowa, Makassar, dan Maros.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2019, 14:00 WIB
Hingga hari kedua, hujan lebat disertai angin kencang masih terjadi di beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Liputan6.com, Gowa - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Crisis Media Center (CMC) di Kantor Gubernur Sulsel menyebutkan 25 orang dinyatakan hilang akibat banjir di sejumlah wilayah di Sulsel.

Sesuai data yang masuk pada 24 Januari 2019, pukul 11.30 Wita, korban yang masih hilang itu berasal dari berbagai daerah, yakni Kabupaten Gowa (21 orang), Jeneponto (3), dan Pangkep (1).

Berdasarkan data yang dirilis CMC, jumlah pengungsi akibat bencana alam terkait dengan musim hujan di daerah itu telah mencapai 3.321 orang.

Ribuan pengungsi itu berasal dari beberapa kabupaten, seperti Gowa, Makassar, dan Maros, dilansir Antara.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman pada Kamis kembali meninjau langsung lokasi yang terkena dampak banjir yang melanda beberapa kabupaten di Sulsel, yakni Jalan Nipa-Nipa dan Perumnas Antang, Makassar.

Wagub Andi Sudirman mengatakan, bahwa Pemprov akan secepatnya mencarikan solusi atas penanganan banjir di Nipa-Nipa dan Antang.

Koordinasi pun dilakukan dengan para pihak terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Basarnas.

"Kami sudah koordinasi dengan BPBD terkait masalah bantuan tambahan berupa perahu karet dan beberapa bentuk bantuan lainnya," kata dia.


26 Korban Tewas

Banjir yang merendam blok 10 Perumnas Antang, Makassar mencapai atap rumah warga (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di 10 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan dalam beberapa hari ini. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPB) Sulawesi Selatan Syamsibar.

"Sebanyak 26 korban meninggal itu berasal dari tiga kabupaten masing-masing Kabupaten Gowa (12 orang), Jeneponto (10 orang) dan Maros sebanyak 4 orang. Jadi sampai saat ini data masuk yang kita rilis itu ada 26 orang korban meninggal dunia," katanya, Kamis (24/1/2019).

Sementara itu data yang dirilis BPBD Sulsel melalui Crisis Media Center pemprov hingga 23 Januari 2019, pukul 23.10 WITA, total korban terdampak bencana banjir sebanyak 3.914 kepala keluarga (KK) atau 5.825 jiwa, 26 orang meninggal dunia, 24 orang hilang, sakit 46 orang dan korban yang mengungsi 3.321 jiwa.

"Korban terdampak bencana yang mengungsi di atas 3.000 dan Alhamdulillah curah hujan sudah tidak seperti sebelumnya. Intensitasnya hujan sudah mulai menurun dan Bendungan Bili-bili elevasinya juga sudah turun dan berada dalam kondisi normal," kata Syamsibar.

Hingga (24/1) pukul 04.50 WITA , tinggi muka air Bendungan Bili-bili +99.45 (normalnya 99,50), volume air waduk sekitar 248.59 meter kubik inflow sekitar 246.66 meter kubik/detik serta outflow sekitar 246.70/detik. Dan status telah diturunkan menjadi di bawah normal dan tinggi bukaan pintu dikurangi menjadi 2.0 m.

Ia mengatakan upaya pertolongan masih terus dilakukan, termasuk di daerah yang terjadi longsoran. Sampai saat ini masih terus dilakukan pencarian yang dilakukan tim dari berbagai unsur baik TNI Polri, BPBD, Basarna maupun Tagana.

"Untuk melakukan pencarian semua kita libatkan, termasuk masyarakat dan kita koordinasi dengan Bupati Gowa Adnan Purictha Ichsan Yasin Limpo dan kita berharap semua bisa dievakuasi. Dan ini masih dalam tahap pencarian," ujarnya.

Dia mengatakan jalur Makassar-Sungguhminasa dan Malino sudah terbuka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya