Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat baru-baru ini mengirimkan pasukan tambahan ke Suriah.
Hal itu dilakukan untuk memberikan perlindungan bagi tentara yang tersisa, saat ditarik dari negara yang telah berkonflik delapan tahun tersebut.
Pasukan tambahan dibutuhkan untuk memastikan bahwa pemindahan peralatan dan pasukan berjalan dengan aman, baik melalui darat maupun udara. Demikian, sebagaimana dikutip dari CNN pada Kamis (24/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Penarikan pasukan AS dilakukan sesuai instruksi dari Donald Trump, yang ingin menarik seluruh militernya dari negara yang dipimpin oleh Bashar al-Assad.
Selama beberapa bulan terakhir, jumlah pasukan AS yang dikerahkan untuk melawan ISIS serta membantu pasukan lokal, berkisar 2.000 hingga 2.500. Jumlah tersebut tersebar di Suriah bagian utara, timur, dan selatan.
Simak video pilihan berikut:
Kekhawatiran akan Serangan ISIS
Menurut salah seorang pejabat Kementerian Pertahanan, Pentagon diperkirakan tidak akan memberikan informasi terkait jumlah pasukan yang tersisa di Suriah saat ini. Hal itu dilakukan demi kepentingan keamanan.
Kekhawatiran itu muncul mengingat adanya potensi ancaman yang datang dari ISIS, Suriah, serta milisi yang didukung Iran.
Perlu diketahui bahwa beberapa waktu lalu ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan empat warga negara AS dan setidaknya 10 warga negara Suriah.
Empat warga negara AS yang dimaksud, di antaranya adalah dua orang tentara, seorang kontraktor pertahanan, dan seorang warga sipil dari kementerian pertahanan. Selain korban tewas, tiga orang tentara juga luka-luka.
Kejadian yang dimaksud terjadi setelah kurang lebih satu bulan sejak Trump mengumumkan hendak menarik pasukan dari Suriah. Dalam sebuah twit, Trump turut mengklaim bahwa AS telah mengalahkan ISIS.
Advertisement