BEI Terapkan Sistem Penyederhanaan Pembukaan Rekening pada Kuartal II 2019

BEI akan menerapkan sistem simplifikasi pembukaan rekening efek untuk menambah jumlah investor.

oleh Bawono Yadika diperbarui 24 Jan 2019, 15:12 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan dapat menerapkan sistem simplifikasi pembukaan rekening efek untuk menambah jumlah investor di pasar modal pada kuartal II 2019. Dengan simplikasi itu, nantinya pembukaan rekening efek ditargetkan dapat dilakukan dalam waktu hanya satu hari saja.

Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri Hadi mengungkapkan, selama ini proses pembukaan untuk rekening efek dapat memakan waktu yang sangat lama, bahkan bisa menghabiskan waktu 2 minggu atau 14 hari. Sebab itu, otoritas bursa terus menggodok proses realisasi untuk pembukaan rekening efek agar semakin mudah kedepannya.

"Simplifikasi nanti buka rekening bisa pakai internet, selfie dengan face recognition. Sekarang masih piloting, OJK mau lihat dulu," ucapnya di Gedung BEI, Kamis (24/1/2019).

Dia menjelaskan, manajemen BEI kini tengah mematangkan proses simplifikasi efek agar nantinya bisa dibuka hanya melalui ponsel pintar (smartphone). Sistem simplifikasi efek kedepannya dapat diadopsi oleh perusahaan-perusahaan efek.

"OJK sudah drafting. Kita siapkan juga cloud systemnya. Jadi nanti kita dorong juga para anggota bursa (AB)," imbuhnya.

Adapun untuk penerapan simplifikasi pembukaan rekening efek, lanjut dia, BEI menargetkan dapat merealisasikanya pada tahun ini di kuartal II.

"Mudah-mudahan kuartal-II tahun ini karena bottle neck di kita itu di pembukaan rekeningnya. Orang masih malas. Kalau di daerah itu butuh waktu 14 hari. Itu agak susah," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BEI Kantongi 45 Calon Emiten Baru di 2019

Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis pasar saham tetap bergeliat pada tahun politik 2019. Itu ditandai dengan adanya 45 nama calon emiten baru yang berencana mencatatkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) Pada tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyomat Yetna mengungkapkan, beberapa waktu lalu sudah berkoordinasi dengan penjamin emisi (underwriter) mengenai perkara calon emiten baru tersebut.

"Di pipeline underwriter yang biasa aktif handle itu ada 45 (calon emiten 2019) di akhir tahun kemarin. Tentunya kami akan validasi lagi. Jadi kita tahu nanti potensi dari mereka," jelas dia di Jakarta, Jumat (18/1/2019).

Adapun nominal tersebut terhitung lebih besar dibanding target BEI perihal perusahaan tercatat baru tahun ini, yakni 40 emiten. Namun, masih lebih sedikit daripada target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 75-100 emiten.

Saat ditanya terkait potensi kegiatan investor saat pesta demokrasi 2019, Nyoman yakin semuanya tetap akan berjalan baik.

"Optimis lah, bukan apa-apa, kami pengalaman sudah banyak, di mana yang satu politik yang satu jalan terus. Itu kan pesta demokrasi. Kami juga coba yakinkan ke pihak luar bahwa kondisi pasar modal saat ini habis debat kemarin tetap berjalan dengan baik," urainya.

"Nanti ada beberapa indikator teman-teman bisa pantau, misalnya apetite-nya seperti apa. Itu akan terlihat dari berapa yang submit berkasnya kepada kami," dia menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya