Najib Razak Rekam Lagu Balada di Sela Persidangan Korupsi 1MDB

Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak merilis lagu pembelaan, beberapa hari sebelum menghadapi persidangan kasus 1MDB.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Jan 2019, 08:31 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak tiba di Pengadilan Tinggi Malaya, Kuala Lumpur, Rabu (8/8). Najib Razak akan dihadapkan dengan dakwaan baru di bawah undang-undang anti pencucian uang untuk kasus megakorupsi 1MDB. (AP/Yam G-Jun)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Di tengah proses persidangan yang berlangsung terkait tuduhan terlibat mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB), mantan perdana menteri Malaysia, Najib Razak, merilis sebuah video musik.

Menyewa sebuah studio rekaman, dan merekrut paduan suara muda sebagai penyanyi latar, Najib mendaur ulanng balada yang terkenal pada era 1970-an, yakni lagu berjudul "Kiss and Say Goodbye" milik grup musik The Manhattans.

Dikutip dari The Guardian pada Kamis (24/1/2019), Najib Razak menerjemahkan lirik lagu tersebut ke dalam Bahasa Melayu, yang disebut oleh para pengamat, sebagai upaya Malaysia upaya untuk menebus reputasinya di hadapan rakyat Malaysia.

Di dalam liriknya, Najib menambahkan penyesalan ketika kalah dalam pemilu Mei tahun lalu, dan seakan mengolok-olok pemerintah baru, dengan menyatakan tidak bersalah atas tuduhan korupsi terhadap dirinya.

Najib juga menambahkan bahwa dia telah menjadi korban dari "agenda balas dendam dan fitnah" yang terjadi di pusaran pemerintahan Malaysia.

"Ini adalah hari paling menyedihkan dalam hidup saya. Sejak 9 Mei 2018, saya digulingkan. Selama ini, saya telah berjuang untuk orang-orang yang sangat saya cintai. Tapi apa yang bisa saya lakukan. Saya dilecehkan oleh Pakatan Harapan dengan agenda balas dendam dan fitnah. Tapi saya menyerah kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk mengatur kembali Barisan," ujar Najib Razak dalam pembukaan lagunya.

Setelahnya, dia bersama dengan para penyanyi latarnya, menyanyikan lagu terjemahan terkait, dengan lirik yang memuat kata-kata optimis, seperti: "Harapan setinggi gunung tapi hancur menjadi debu, saya percaya pada Anda, semua janji Anda:.

Oleh pengamat, bait lirik tersebut sangat mungkin ditargetkan pada pemerintahan Pakatan Harapan, yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Tuduhan Ganda pada Najib Razak

Ekspresi eks PM Malaysia Najib Razak saat tiba di Kantor Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) di Putrajaya, Kamis (24/5). Najib diperiksa terkait penyelidikan korupsi miliaran dolar atas dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB). (AP Photo/Vincent Thian)

Rilis lagu tersebut muncul kurang dari sebulan sebelum Najib akan diadili atas puluhan tuduhan korupsi, pencucian uang, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan terkait skandal 1MDB.

Dia dituduh menjadi dalang dalam manipulasi dana miliaran dolar, yang kemudian disebar ke kroni politiknya dan beberapa rekening bank di mancanegara.

Otoritas Malaysia menuduh Najib menggunakan posisinya sebagai perdana menteri untuk mengambil untung dari dana yang dicuri, di mana uang senilai US$ 681 juta (setara 9,6 triliun) diduga berakhir di rekening bank pribadinya.

Jika terbukti bersalah atas semua tuduhan, Najib dapat menghadapi hukuman yang berlangsung lebih dari 200 tahun.

Seemntara itu, Najib secara konsisten menyatakan tidak bersalah atas tuduhan terlibat 1MDB, sementara rencana persidangannya adalah sorotan yang sangat dinanti di Malaysia.

Najib bukan satu-satunya pemimpin Asia Tenggara yang telah menggunakan lagu sebagai cara untuk menjangkau masyarakat.

Perdana menteri Thailand, dan kepala pemerintahan militer, Prayut chan-Ocha juga menjadikan musik sebagai cara untuk kembali mendekati rakyat.

Debut lagunya berjudul "Return to Happiness in Thailand" dirilis setelah militer mengambil alih kekuasaan Negeri Gajah Putih melalui kudeta 2014.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya