Polisi Jabar Terjunkan Tim Khusus Cari Penyebar Tabloid Indonesia Barokah

Dari hasil pendalaman, polisi hanya menemukan sebaran tabloid Indonesia Barokah di tiga wilayah di Jawa Barat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 25 Jan 2019, 15:00 WIB
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto saat meninjau kesiapan venue Asian Games di Kabupaten Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bandung Polda Jawa Barat akan melakukan pendalaman terkait peredaran tabloid Indonesia Barokah di wilayahnya. Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto mengatakan, pihaknya menerjunkan tim untuk mencari siapa penyebarnya.

"Ya ini sekarang sedang dikumpulkan, kita dalam tahap penyelidikan asal muasal dari mana. Kita susuri itu dulu," ujar Agung di Bandung, Jumat (25/1/2019).

Dari hasil pendalaman, kata dia, pihaknya hanya menemukan di tiga wilayah saja di Jawa Barat. Tiga daerah itu yakni Kabupaten Bandung, Garut, dan Tasikmalaya.

Sampai saat ini, lanjut Agung, peredaran tabloid yang disebut-sebut menyudutkan salah satu paslon dalam Pilpres 2019 itu tidak terlalu masif di Jabar.

"Saya kira tidak terlalu masif ya (peredarannya)," katanya.

Kendati demikian, Agung menegaskan, pihaknya sudah memerintahkan tim di lapangan untuk mencari siapa pelaku penyebarnya.

"Nanti didalami siapa penyebarnya dan nanti ditindaklanjuti hasil pendalamannya," ucapnya.

Sementara itu di tempat terpisah, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar Abdullah Dahlan mengungkapkan, pihaknya sudah membentuk tim untuk menelusuri siapa penyebar tabloid Indonesia Barokah. Tabloid tersebut terindikasi beredar di 13 daerah di Jabar.

"Secara umum ini tersebar di Jawa Barat. Ada 13 daerah yang teridentifikasi, tapi ini kita terus dalami dulu," kata Abdullah.

Abdullah mengaku, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan KPU, Komisi Penyiaran Indonesia dan lainnya guna mengkaji adanya pelanggaran Pemilu atau tidak dalam penyebaran tabloid Indonesia Barokah tersebut.

"Kasus ini kita dalami dulu. Bawaslu sedang buat tim juga dari perspektif produk ini ada kaitan Pemilu atau tidak," ujarnya menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya