Liputan6.com, Jakarta Fogging atau pengasapan kerap dilakukan di wilayah yang ada kasus demam berdarah dengue (DBD). Tindakan ini efektif membunuh nyamuk dewasa seperti disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi.
Namun, fogging bukan satu-satunya cara menekan kasus DBD di suatu wilayah. Tim dari puskesmas bakal melakukan pemeriksaan epidemiologi ketika ada satu kasus DBD di wilayah tersebut.
Advertisement
"Jadi, sebenarnya bukan cuma fogging tapi juga menaruh abate, menyebar larvasida dan mencari tempat kemungkinan perindukan nyamuk. Tujuannya untuk membunuh larva atau jentik nyamuk atau istilahnya anak nyamuk," kata Nadia saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Sabtu (25/1/2019).
Nadia juga menjelaskan penting sekali untuk memberantas larva atau jentik nyamuk. Bisa saja, jentik tersebut bervirus dengue.
Menurut penelitian tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, nyamuk bisa mengandung virus dengue tanpa menggigit orang yang sakit DBD terlebih dahulu.
"Kalau dulu kita tahu si nyamuk ini membawa virus dengue dari orang yang sakit demam berdarah, sekarang nyamuk bervirus dengue tadi bisa mentrasmisikan virus ke anaknya lewat peneluran, jentik, dan larva," kata Nadia.
Fogging di dalam rumah
Akan lebih baik bila fogging dilakukan tidak hanya di luar juga dalam rumah. Namun, banyak masyarakat yang enggan karena membuat rumah bau insektisida.
"Jika fogging tidak dilakukan sampai dalam rumah, pastikan Anda membersihkan sarang nyamuk di dalam rumah menggunakan cairan insektisida di pasaran, pastikan tidak ada baju yang digantung-gantung karena nyamuk suka sekali beristirahat di situ," saran Nadia.
Peran aktif masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk memang harus dimulai masing-masing rumah.
"Harus mulai dari kita sendiri kan penularannya kan di rumah. Jadi, rumah harus harus dibersihkan, tidak ada jentik nyamuk di rumah kita," katanya.
Saksikan juga video menarik berikut
Advertisement