Liputan6.com, Aceh - Material tanah longsor menutupi badan jalan yang menghubungkan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Sejumlah kendaraan tidak bisa lewat karena terjebak dalam tanah longsor.
Tampak di lokasi, sejumlah kendaraan tertahan material longsor sepanjang 1 kilometer. Sejauh mata memandang, jalan tampak tertutupi lumpur.
Longsor menutupi jalan lintas nasional Desa Pungkee Jaya, Kecamatan Putri Betung, sejak Jumat 25 Januari 2019, pagi. Situasi lalu lintas di jalur utama tersebut mulai kondusif menjelang sore.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara, Suhaidi mengungkapkan, longsor di Kabupaten Gayo Lues itu bukan kali pertama. Longsor selalu terjadi jika kawasan itu diguyur hujan.
"Memang di wilayah tersebut sering terjadi longsor karena perambahan hutan yang dilakukan masyarakat untuk membuka lahan pertanian," ungkap Suhaidi kepada Liputan6.com, Jumat 25 Januari 2019.
Material longsor turun melalui alur yang tersambung langsung ke gunung. Alur yang lebarnya tidak seberapa itu kerap membawa material longsor dari atas gunung ketika hujan turun.
Suhaidi menyebut, kondisi ini sedikit banyak merugikan kehidupan perekonomian masyarakat. Kendaraan masyarakat yang membawa hasil bumi ke Medan selalu terhambat. "Terakhir merugi. Karena barang bawaan busuk dan tidak bisa dijual," aku Suhaidi.
Dirinya berharap, masalah menahun ini segera diselesaikan. Terlebih, jalur tersebut merupakan jalur utama dan tidak ada jalur alternatif lain yang menghubungkan antara Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara.
"Itu perlu dicarikan solusinya. Akar masalahnya yang perlu dipecahkan. Bukan mencari solusi dengan longsor gali, longsor gali. Tapi, itu harus dibuat jembatan baja, dan alur itu bisa mengalir ke Sungai Alas," harap dia.
Untuk sementara ini, dia mengimbau pengendara tidak memaksakan diri melewati jalur tersebut, terlebih jika cuaca hujan sekalipun longsor di kawasan itu belum pernah menyebabkan kecelakaan.
Saksikan video pilihan berikut ini: