Kemenkeu: Ucapan Prabowo Cederai Perasaan Kami

Kementerian Keuangan kecewa dengan retorika Prabowo yang menyebut mereka sebagai pencetak uang semata.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Jan 2019, 14:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Tahun 2018. (Agus Tri H/Biro KLI Kemenkeu).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kecewa atas retorika Prabowo Subianto yang menyebut menteri mereka sebagai menteri pencetak uang. Itu Prabowo lontarkan ketika berorasi mengenai utang di depan massa pendukung dari Alumni Perguruan Tinggi seluruh Indonesia.

"Mungkin (ganti) menteri pencetak utang. Bangga untuk utang, (tapi) yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo. 

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nurfransa Wira Sakti, mengecam retorika itu. Menurutnya, ucapan Prabowo mencederai perasaan jajaran pegawai Kemenkeu yang juga notabene banyak kaum milenial. 

"Apa yang disampaikan oleh Calon Presiden Prabowo : "Jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu), melainkan diganti jadi Menteri Pencetak Utang", sangat mencederai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan," ujar Nurfransa seperti dikutip di akun Facebook-nya.

"Siapapun tidak sepantasnya melakukan penghinaan atau mengolok-olok nama sebuah institusi negara yang dilindungi oleh Undang-Undang, apalagi seorang Calon Presiden," tegasnya.

Nurfransa pun menjelaskan mekanisme utang agar meluruskan persepsi Prabowo. Ia menjelaskan, pengelolaan dan pengajuan utang dilakukan dengan sangat hati-hati bersama DPR. Kualitas utang dan kesehatan negara juga mendapat nilai baik berdasarkan standar internasional. Ini membantah ucapan Prabowo yang berkata utang RI sudah di stadium lanjut. 

"Pengelolaan dan kredibilitas APBN dan utang juga dinilai oleh lembaga rating dunia yang membandingkan utang dan kualitas kesehatan keuangan negara secara konsisten. Indonesia termasuk dalam kategori investment grade oleh lembaga rating Moodys, Fitch, S&P, RNI dan Japan Credit Rating Agency," jelas dia. 

Kementerian Keuangan pun menyindir pernyataan Prabowo sebagai menyesatkan. Menurut Nurfansa, calon presiden harusnya memberikan informasi yang kredibel. 

"Seharusnya semua calon presiden menyampaikan informasi yang benar pada rakyat, bukan ucapan menyesatkan dan bahkan bertujuan menakut-naluri rakyatnya," tegas Nurfransa.


Jajaran Kemenkeu Tetap Bertugas dengan Bangga

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menkeu Sri Mulyani (kiri) dan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski disindir ucapan Prabowo, pihak Kemenkeu tetap melanjutkan kerja secara profesional dan menjaga integritas. Yang lebih menariknya lagi, ternyata banyak pemuda milenial di Kemenkeu.

"Kami jajaran di Kementerian Keuangan (BUKAN Kementerian Pencetak Utang), yang mayoritas adalah generasi milenial - bekerja dan bertanggung jawab secara profesional dan selalu menjaga integritas.

Terakhir, Kemenkeu menyebut tetap bangga menjalankan tugas mereka di sektor keuangan. Nurfransa pun menegaskan tujuan kementerian tempatnya mengabdi adalah mengelola keuangan dalam pembangunan negara.

"Kami bangga menjalankan tugas negara menjaga dan mengelola APBN dan Keuangan Negara - dari penerimaan, belanja, transfer ke daerah dan pembiayaan termasuk utang, untuk membangun Indonesia menjadi negara yang bermartabat. Jangan hina dan cederai profesi kami," tegas Nurfransa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya