Liputan6.com, Jakarta - Beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Thailand, Malaysia dan Vietnam masuk dalam 60 besar dunia dalam indeks inovasi yang dibuat oleh Bloomberg. Bagaimana dengan Indonesia?
Menurut daftar tahunan yang dibuat Bloomberg -- sebuah media yang bergerak di bidang pemberitaan bisnis -- seperti dikutip dari ABC Indonesia, Senin (28/1/2019), Indonesia tak masuk dalam daftar 60 negara paling inovatif tersebut.
Advertisement
Berdasarkan analisis Bloomberg dari serangkaian kegiatan seperti pendidikan, penelitian dan pengembangan serta manufaktur untuk membuat 60 negara paling inovatif di dunia, Korea Selatan menduduki posisi teratas.
Korea Selatan menjadi negara paling inovatif selama enam tahun berturut-turut, diikuti Jerman di tempat kedua.
Yang mengalami lonjakan paling tinggi adalah China yang naik dari peringkat 16, dari peringkat 19 tahun sebelumnya karena selama setahun terakhir banyaknya paten yang didaftarkan dari China.
Sementara Australia berada di peringkat 19, turun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Ini adalah untuk pertama kalinya China berada di peringkat lebih tinggi dari Negeri Kanguru.
Untuk negara ASEAN, Singapura berada di peringkat 6, disusul negara tetangga Indonesia yakni Malaysia, yang menduduki peringkat 26, Thailand di peringkat 40 dan Vietnam di posisi 60.
Saksikan juga video berikut ini:
Korea Selatan Pertahankan Posisi
Korea Selatan meski mempertahankan peringkat sebagai negara paling inovatif, tapi keunggulannya menyempit karena sebagian skor lebih rendah dalam aktivitas paten.
Sedangkan Jerman mendapat tambahan skor dari nilai tambah intensitas manufaktur dan penelitian yang banyak dibangun antara lain raksasa industri Volkswagen AG, Robert Bosch, dan Daimler AG. Hal itu berdasarkan indeks Bloomberg.
"Korea Selatan menempatkan posisi pertama yang seharusnya menerima investasi baru di teknologi dan program regular yang mampu dorong perusahaan rintisan," ujar Khoon Goh, Head of Research Australia and New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg.
Ia menuturkan, kalau Korea Selatan juga hadapi tantangan berinovasi terutama bagi perusahaan keluarga.
"Inovasi menjadi penting untuk ditingkatkan sehingga mendorong kinerja ekonomi, terutama ekonomi di Asia yang mencatatkan penghasilan tinggi tidak ada lagi demografis dan perakitan manufaktur yang bernilai tambah tinggi sedang dialihkan ke negara-negara berbiaya lebih rendah di kawasan ini," ujar Goh.
Advertisement